Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Krisis Ekonomi, Sri Mulyani: Situasinya Luar Biasa, Dilema!

        Hadapi Krisis Ekonomi, Sri Mulyani: Situasinya Luar Biasa, Dilema! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 menekan ekonomi Indonesia yang membuat resesi pada kuartal III-2020. Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengatakan, ada tiga hal yang membuatnya dilema dalam menerapkan kebijakan ekonomi dalam menghadapi krisis

        "Apa yang membuat kebijakan dalam situasi yang luar biasa dan tidak pasti ini. Setiap situasi yang luar biasa dan tidak pasti tetap mengharuskan pemerintah hadir. Namun pertanyaannya hadir, seperti apa dan inilah dilema yang harus diatasi dan dihadapi. Tidak ada situasi yang ideal," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (18/11/2020). Baca Juga: Rupiah Gak Ada Kapoknya! Dolar AS Diserang Sampai Keok!

        Kata dia, dilema pertama adalah membuat kebijakan relay atau mengandalkan data historis atau menggunakan data proyeksi. 

        "Data historis tentu membantu tapi kalau tahu bahwa covid akan memukul ekonomi dan keuangan dan kita tahu ini dampaknya, Apakah policy didesain dengan mengandalkan data historis aja atau kita mendesain berdasarkan apa yang mungkin terjadi," lanjutnya. Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Sektor-sektor Sehat dan yang Masih Sakit

        Lalu, kedua mengenai mengenai kecepatan versus akurasi, seperti puluhan juta masyarakat mendapatkan bantuan pemerintah.

        "Pemerintah perlu membantu mereka secara cepat karena covid itu tidak pakai kata pengantar, dia langsung naik dan memukul maka kecepatan menjadi penting. Namun kita tahu mungkin akurasinya tadi yang ini inclusion exclusion error datanya belum sempurna," bebernya.

        Ketiga adalah dilema mengenai fleksibilitas dan compliance. Banyak sekali regulasi aturan dibuat dalam situasi normal saat menghadapi situasi extra-ordinary yang membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas.

        "Oleh karena itu, pilihan untuk tetap melakukan sambil memperbaiki akurasi data diambil," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: