Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Studi: Tiga Perempat Karyawan Enggan Kembali ke Cara Kerja 9 to 5

        Studi: Tiga Perempat Karyawan Enggan Kembali ke Cara Kerja 9 to 5 Kredit Foto: Unsplash/Marvin Meyer
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penelitian global terbaru yang dilakukan oleh Kaspersky terhadap 8.000 pekerja UKM di berbagai industri telah mengungkapkan bahwa hampir tiga perempat karyawan (74%) enggan kembali ke cara kerja sebelum pandemi COVID-19.

        Alih-alih kembali ke bisnis seperti biasa, para pekerja di seluruh dunia kini dapat membentuk masa depan bisnis sesuai keinginan mereka, baik itu menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang dicintai (47%), menghemat uang (41%), atau bekerja dari jarak jauh (32%).

        "Jelas pandemi telah mempercepat transformasi digital sekaligus memadukan kehidupan kerja dan pribadi kita. Apa yang sekarang kami lihat adalah karyawan memanfaatkan teknologi untuk memiliki masa depan baru, dan secara aktif merangkul perubahan dalam mengejar kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar. Perusahaan sekarang memiliki mandat untuk menyesuaikan dan merombak tempat kerja modern menjadi sesuatu yang lebih produktif, berkelanjutan, dan mudah dibentuk," kata Alexander Moiseev, Chief Business Officer di Kaspersky dalam siaran pers, Jumat (20/11/2020).

        Baca Juga: Pakar: Bitcoin Bisa Tembus Rp2,4 Miliar dalam 2 Tahun

        Saat dihadapkan dengan beban kerja jarak jauh yang sangat besar, para pemimpin bisnis kini harus cepat beradaptasi demi menjaga bisnis tetap aman dan tangguh. Sementara para karyawan menggunakan momen perubahan ini sebagai kesempatan untuk menilai kembali prioritas sebelumnya, dan merencanakan masa depan tentang apa yang benar-benar penting bagi mereka.

        Dalam upaya melepaskan diri dari belenggu rutinitas pekerjaan yang sebelumnya kaku, para karyawan memikirkan kembali hal-hal normal berikutnya untuk bekerja, kini mereka menjunjung budaya kerja yang lebih gesit, akomodatif, dan manusiawi.

        Ke depan, hampir dua dari lima karyawan (39%) ingin meninggalkan sistem bekerja 9 to 5, dan angka ini bahkan lebih besar untuk mereka yang berusia 25-34 (44%), mengindikasikan bahwa tren ini sedang berkembang, dan sekitar sepertiga (32%) ingin mengakhiri sistem bekerja lima hari dalam seminggu.

        Penelitian ini juga menyoroti hampir sepertiga (32%) karyawan melihat bahwa sistem bekerja jarak jauh menjadi manfaat terbesar ketiga yang muncul sebagai dampak dari pandemi virus corona, setelah menghabiskan waktu bersama keluarga (47%) dan menghemat uang (41%).

        Faktanya, sebagian besar manfaat yang diperoleh berupa penghargaan kepada diri sendiri karena akhirnya memahami bahwa mendapatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan adalah penting.

        Baca Juga: Tiga Raksasa Bank Pimpin Eksperimen dengan Yen Digital

        Namun, karena karyawan semakin menjunjung cara kerja modern dan fleksibel, penting bagi bisnis untuk mendukung dengan cara meningkatkan dan menyesuaikan fasilitas yang dibutuhkan.

        Mengingat lebih dari sepertiga (38%) tenaga kerja secara aktif membutuhkan lebih banyak dukungan teknologi dari organisasi mereka saat melakukan bekerja jarak jauh, akhirnya permintaan untuk kesediaan alat dan teknologi demi membuat pengguna tetap produktif, terhubung, dan aman semakin besar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: