Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Lagi Pandemi, Harga Rumah Tetap Makin Mahal

        Meski Lagi Pandemi, Harga Rumah Tetap Makin Mahal Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN melalui tim riset Housing Finance Center (HFC) merilis House Price Index (HPI) kuartal III 2020. Hasilnya, pertumbuhan harga rumah terlihat mulai mengalami peningkatan.

        Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan hal ini menandakan penjualan rumah mulai membaik meski di tengah kondisi pandemi saat ini sehingga mampu mendongkrak Indeks Harga Rumah.

        "Pertumbuhan harga rumah mulai meningkat pada kuartal III 2020. Hal ini ditunjukkan dengan BTN HPI yang tumbuh sebesar 4,29% year on year (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari triwulan II 2020 yang hanya sebesar 3,93%. Namun, angka itu lebih rendah dari triwulan III 2019 yang tumbuh sebesar 5,89%," kata Pahala dalam keterangan resmi, Selasa (1/12/2020).

        Baca Juga: Ini Baru Keren! BTN Pasang Internet Gratis di 30 Desa

        Pahala mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk menggenjot penjualan rumah di tengah masa pandemi. Upaya tersebut di antaranya bersinergi dengan pengembang memberikan promosi khusus kepada konsumen, menggelar pameran properti, membuat program KPR khusus untuk menjaring aneka segmen masyarakat, dan juga mengajak pengembang untuk meningkatkan kualitas properti agar makin dilirik masyarakat.

        Pada triwulan III 2020, menurut Pahala, rumah tipe 36 mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan tipe 45 dan tipe 70. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan rumah tipe 36 sebesar 4,52% (yoy) dan BTN HPI sebesar 189,67.

        Tingginya permintaan terhadap rumah tipe 36 dibanding kedua tipe rumah lainnya ialah karena sebagian besar pembelian rumah tipe 36 merupakan rumah pertama atau real demand (bukan untuk investasi). Sementara permintaan terhadap rumah tipe 45 dan 70 lebih cenderung untuk tujuan investasi.

        Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan wilayah yang memiliki BTN HPI tertinggi yakni sebesar 189,48. Sementara pertumbuhan (yoy) terbesar ada di wilayah Jabodetabek yang tercatat sebesar 5,48%. Artinya, harga rumah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dalam satu tahun terakhir naik sebesar 5,48%.

        Secara nasional, pertumbuhan tahunan BTN HPI tertinggi masih terjadi di Pulau Jawa dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (yoy) lebih dari 4,24%. Sedangkan, indeks terendah triwulan III 2020 terjadi di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur yakni sebesar 143,32 dengan pertumbuhan (yoy) sebesar 2,71%.

        Sementara itu, BTN HPI mencatat pada triwulan III 2020 terdapat tiga provinsi yang memiliki pertumbuhan harga rumah (yoy) di atas 5%, yakni Jawa Barat sebesar 5,76%, Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 5,21%, dan Sumatera Selatan sebesar 5,18%.

        Di samping itu tercatat lima kabupaten dan kota dengan pertumbuhan (yoy) di atas 10% pada triwulan III 2020, yakni Jakarta Selatan sebesar 23,33%, Cianjur sebesar 19,65 persen, Batu sebesar 13,81%, Batang sebesar 12,58% dan Lebak sebesar 11,89%. Kabupaten/kota yang memiliki indeks di atas 5,00% didominasi oleh sejumlah kabupaten yang ada di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

        Baca Juga: Kontribusi Positif Biodiesel Sawit bagi Nasional dan Petani

        "Secara keseluruhan bila mengacu pada pertumbuhan (yoy) berdasarkan kabupaten/kota, rumah di wilayah Jawa Barat menjadi yang signifikan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena membeli rumah di wilayah Depok, Bekasi, dan Bogor relatif lebih murah bila dibandingkan membeli rumah di Jakarta. Selain itu, saat ini akses transportasi juga sudah memadai," tutur Pahala.

        Lebih lanjut, untuk meningkatkan minat pengguna KPR, beragam upaya dilakukan BTN. Secara berkala, BTN menggelar program pelatihan untuk para developer, menyelenggarakan pameran properti secara virtual serta memberikan program khusus dengan para pengembang.

        Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan adanya peningkatan pertumbuhan harga rumah di kuartal III-2020, mengartikan daya beli masyarakat masih ada.

        "Di kuartal III-2020, pertumbuhan harga rumah mulai mengalami peningkatan meskipun belum membentuk pola yang stabil. Hal ini menggambarkan bahwa sebenarnya daya beli masyarakat masih ada. Melihat dari data dana pihak ketiga di perbankan mencapai Rp6.000 triliunan saat ini yang artinya daya beli masih cukup tinggi meskipun pembelian properti masih sangat selektif dan sebagian banyak yang menunda," kata Ali, Selasa (1/12/2020).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: