Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Erick Thohir: Pandemi Covid-19 Jadi Momen Ekonomi Syariah Bangkit

        Erick Thohir: Pandemi Covid-19 Jadi Momen Ekonomi Syariah Bangkit Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri BUMN Erick Thohir mengharapkan pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum bagi ekonomi syariah nasional untuk bangkit dan memiliki daya tahan lebih baik terhadap gejolak.

        "Pandemi ini bisa menjadi momentum yang mengakselerasi ekonomi syariah yang berdaya tahan," kata Menteri Erick dalam acara Republika Webinar Outlook Ekonomi Syariah 2020, Rabu (2/12/2020).

        Ia juga berharap ekonomi syariah membawa manfaat positif bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjadi salah satu solusi untuk mendorong perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.

        Baca Juga: Erick Thohir Beberkan Vaksinasi Covid-19 Butuh Waktu Lama, sampai 9 Bulan

        Dalam kesempatan sama, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan, performa aktivitas ekonomi berbasis syariah di sektor perbankan relatif masih baik di tengah pandemi.

        Ia menyampaikan pada kuartal II 2020, aset, pembiayaan, dana pihak ketiga masih mencatatkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

        "Sektor perbankan syariah masih tetap tumbuh. Meski tetap terkena imbas, ekonomi syariah masih tetap berdaya tahan," kata Emir, Rabu (2/12/2020).

        Pakar ekonomi syariah Adiwarman Karim memproyeksikan 2021 akan menjadi tahun kebangkitan bagi ekonomi syariah nasional.

        "Pada 2021, wajah politik di Indonesia akan berubah yaitu ke arah lebih ramah Islam dan lebih merangkul, ini akan menjadi kekuatan besar bagi ekonomi syariah, 2021 adalah tahun awal dari kebangkitan," kata Adiwarman.

        Ia mengatakan, kegiatan ekonomi berbasis syariah di dalam negeri juga didukung dari perubahan geopolitik Amerika Serikat di negara-negara kawasan Indo-Pasifik.

        "AS akan mendekati mitra-mitra pemerintahan yang lebih ramah Islam. Sementara di sisi lain, China akan mendekati masyarakat agar bisa diterima dan meyakinkan bahwa China bukanlah komunisme, bukan ateisme tapi negara dengan mayoritas penduduk Islam terbesar kedua di dunia," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: