Lobak Pertama di Luar Angkasa Sukses Tumbuh, Astronot NASA Kegirangan
Astronot berhasil menanam lobak untuk pertama kalinya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai percobaan yang akan membantu kru menanam makanan di bulan dan Mars.
Astronot Kate Rubins terlihat mengambil 20 sayuran dan dengan cermat membungkus masing-masing sayuran dengan kertas timah, menempatkannya di cold storage untuk perjalanan kembali ke Bumi pada tahun depan.
Baca Juga: Tes Covid-19 Elon Musk Malah Membuat NASA Galau
Eksperimen yang disebut Plant Habitat-02 (PH-02) itu adalah pertama kalinya astronot menanam lobak di ISS.
Astronot NASA ini memanen tanaman lobak segar dari stasiun Advanced Plant Habitat (APH) dan Sistem Produksi Sayuran (Veggie), yang menggunakan lampu LED untuk merangsang pertumbuhan tanaman.
Sistem ini menggunakan lampu LED putih berspektrum luas merah, biru, dan hijau, untuk menanam tanaman di dalam ruang tertutup.
Sistem kontrol yang canggih ini mengalirkan air, sementara kamera kontrol dan lebih dari 180 sensor di dalam ruangan memungkinkan para peneliti di Pusat Antariksa Kennedy NASA untuk memantau pertumbuhan tanaman serta mengatur tingkat kelembaban, suhu, dan konsentrasi karbon dioksida.
Eksperimen tanaman adalah bagian dari proyek yang lebih besar yang ditetapkan untuk membantu para astronot menanam makanan mereka sendiri di bulan dan nantinya akan dipraktikan di Mars.
Selain lobak, ada juga sayuran hijau lainnya yakni sawi dan selada merah. Lobak dipilih karena kemampuannya yang cepat untuk matang hanya dalam 27 hari. Ini dianggap ideal sebagai sumber makanan berkelanjutan bagi astronot yang lapar nantinya.
Manajer program APH NASA di Kennedy Space Center, Nicole Dufour mengatakan lobak adalah jenis tanaman yang berbeda dibandingkan dengan sayuran hijau yang ditanam astronot sebelumnya di stasiun luar angkasa.
“Menanam berbagai tanaman membantu kami menentukan tanaman mana yang tumbuh subur dalam gayaberat mikro dan menawarkan variasi terbaik dan keseimbangan nutrisi bagi astronot dalam misi jangka panjang,” terangnya.
Tak hanya menyediakan makanan baru untuk dinikmati anggota kru, eksperimen tersebut juga memungkinkan NASA mengidentifikasi keseimbangan optimal antara perawatan dan pemberian makan yang diperlukan untuk menghasilkan tanaman berkualitas. Mereka juga menemukan jika sayuran akar membutuhkan sedikit perawatan.
Dufour mengatakan panen bersejarah ini tidak berarti eksperimen selesai.
“APH memiliki dua pembawa sains, jadi segera setelah panen pertama, pembawa kedua akan digunakan untuk mengulangi percobaan dengan menanam satu set benih lobak lagi,” katanya.
“Mereplikasi percobaan tanaman meningkatkan ukuran sampel dan meningkatkan akurasi ilmiah,” tambahnya.
Profesor di University of Louisiana di Lafayette yang telah melakukan eksperimen tanaman dengan NASA sejak 1995, Karl Hasenstein, mengatakan lobak memberikan kemungkinan penelitian yang luar biasa berdasarkan pembentukan umbi sensitifnya.
“Kami dapat menanam 20 tanaman di APH, menganalisis efek CO2, serta akuisisi dan distribusi mineral,” ujarnya.
Tim telah menyiapkan populasi kontrol tanaman di unit habitat tanaman kontrol tanah di ruang Simulator Lingkungan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISSES) di dalam Fasilitas Pemrosesan Stasiun Luar Angkasa Kennedy.
Lobak telah tumbuh di bawah kondisi yang hampir sama di ISSES, seperti di ISS, sejak 17 November lalu.
Para peneliti di lapangan berencana untuk memanen tanaman kontrol mereka pada 15 Desember mendatang dan akan membandingkannya dengan yang ditanam di stasiun.
Sementara itu, melalui pernyataan, NASA mengatakan, dengan rencana untuk menjelajahi Bulan dan suatu hari nanti Mars, NASA tahu astronot perlu menanam makanan mereka sendiri untuk mendukung misi jangka panjang jauh dari rumah.
“Sebagai bagian dari program Artemis, NASA berencana untuk melakukan eksplorasi berkelanjutan di dan sekitar Bulan pada akhir dekade ini,” jelas pernyataan itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: