Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Punya Ambisi Bikin Koloni Manusia di Mars, Astronot NASA Malah Bergidik Ngeri: Itu Mengerikan!

Elon Musk Punya Ambisi Bikin Koloni Manusia di Mars, Astronot NASA Malah Bergidik Ngeri: Itu Mengerikan! Kredit Foto: Reuters/Mike Blake
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang terkaya dunia, Elon Musk memiliki ambisi besar untuk membangun koloni manusia di Mars sekitar tahun 2050. Miliarder itu ingin melihat satu juta manusia di Planet Merah. Tapi sayangnya, seorang astronot NASA bernama Stan Love mengatakan bahwa dia tidak ingin bergabung.

Stanley Glen Love adalah seorang ilmuwan Amerika berusia 57 tahun dan astronot NASA. Dia bergabung dengan NASA pada tahun 1998, melakukan penerbangan luar angkasa pertamanya di Space Shuttle Atlantis pada tahun 2008, dan telah mencatat lebih dari 300 jam di luar angkasa.

Baca Juga: Tak Gemetar Ketakutan, Elon Musk Serang Raksasa Wall Street

Melansir The Sun di Jakarta, Selasa (6/9/22) ketika ditanya tentang pemikirannya tentang ide koloni Mars milik Musk, Love mengatakan kepada The Sun: "Apakah menurut saya itu mungkin? Ya. Apakah menurut saya itu akan menyenangkan? Tidak. Saya pikir itu akan mengerikan. Ini didasarkan pada kesempatan yang saya miliki saat berada di kantor astronot untuk pergi ke Antartika."

Love memberikan contoh saat ia dan tim astronot lainnta berada di kamp lapangan yang tinggal di tenda-tenda kecil di lapisan es Antartika.

"Delapan ribu kaki di atas permukaan laut, dan kami memiliki semua makanan yang mungkin Anda inginkan. Pet besar berisi makanan yang sangat enak. Makanan penting dalam ekspedisi seperti itu," ujar Love.

Love melanjutkan dengan menjelaskan bahwa timnya akan menunggu dengan penuh semangat untuk pesawat yang akan membawa persediaan baru, termasuk surat dan makanan. Sayangnya, kenyataan tidak demikian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: