Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Lunasi Utang USD2 M ke Saudi, Pakistan Terpaksa Minta Duit ke China

        Demi Lunasi Utang USD2 M ke Saudi, Pakistan Terpaksa Minta Duit ke China Kredit Foto: Foto: Reuters.
        Warta Ekonomi, Beijing -

        China mengucurkan dana untuk Pakistan sebesar 1,5 miliar dolar AS untuk membantu negara ini membayar utang senilai 2 miliar dolar AS ke Arab Saudi. Laporan Express Tribune menyatakan, dana tersebut akan disalurkan sebagai pembayaran tahap pertama.

        Mengutip sumber anonim di Kementerian Keuangan, laporan tersebut menyatakan, Pakistan akan membayar 1 miliar dolar AS pada tahap pertama dari utang ke Arab Saudi pada Senin (14/12/2020). Sedangkan, pembayaran tahap kedua akan jatuh tempo pada Januari.

        Baca Juga: Terlalu Subversif, Antropolog Senior Iran-Inggris Dibui 9 Tahun Penjara

        Dikutip dari Middle East Monitor, dana tersebut tidak diberikan sebagai pinjaman komersial maupun dari Administrasi Valuta Asing China. Sebaliknya, uang itu diberikan melalui keputusan untuk meningkatkan Perjanjian Pertukaran Mata Uang bilateral (CSA) antara kedua sekutu dengan tambahan 10 miliar yuan atau sekitar 1,5 miliar dolar AS.

        Utang Pakistan ke Arab Saudi ditetapkan setelah Kerajaan menagih pinjamannya kepada sekutunya di Asia Selatan pada Agustus. Langkah itu merupakan pembalasan atas seruan pemerintah Pakistan agar Riyadh mengadakan pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membahas masalah Kashmir.

        Penolakan Saudi atas desakan Pakistan itu membuat berakhirnya perjanjian pinjaman senilai 3 miliar dolar AS dan fasilitas kredit minyak sebesar 3,2 miliar dolar AS. Hubungan bilateral kedua negara semakin memburuk ketika Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman menolak untuk bertemu dengan Kepala Staf militer Pakistan selama kunjungan terakhir ke Riyadh.

        Saat itu, Menteri Luar Negeri Pakistan mengunjungi China. Kunjungan itu bertujuan untuk memperkuat hubungan Islamabad dengan Beijing dan melihat dukungan ekonomi yang dapat ditawarkan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: