Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramalan Mengerikan: Lihat Saja, Tak Lama Lagi Ada Ledakan Covid-19 di Jawa!

        Ramalan Mengerikan: Lihat Saja, Tak Lama Lagi Ada Ledakan Covid-19 di Jawa! Kredit Foto: Antara/Fauzan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengkhawatirkan Satgas Covid-19 DKI Jakarta yang melaporkan kasus Covid-19 per hari di Ibu Kota tembus diangka dua ribu kasus.

        Seperti kasus Covid-19 di Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, ia menilai temuan kasus Covid-19 sangat kecil dan cakup testingnya kecil sehingga data kasus penularan Covid-19 tidak akurat. Baca Juga: Mutasi Virus Corona Jenis Baru Ditemukan, Kenali 7 Gejalanya!

        "Lihat saja nanti, kita tidak lama akan menjadi ledakan yang serius di provinsi besar. Mereka barus siap PSBB dan tidak hanya mereka. Jawa ini harus siap PSBB total," kata Dicky saat dikonfirmasi, Sabtu (26/12/2020).

        Ia menjelaskan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan seperti yang ada di provinsi Jawa lainnya lantaran transparansi data penanggulangan Covid-19 yang sudah baik. Baca Juga: Ngeri.... Prancis Negara Berikutnya yang Dibobol Varian Baru Virus Corona

        "Dia on the track kemudian kapasitas dan infrastruktur yang ada. Saya khawatir, tapi tidak sebesar pada provinsi besar dengan provinsi seperti Jabar, Jateng, dan Jatim," jelasnya.

        Menurut dia, temuan kasus Covid-19 di Jabar, Jateng, dan Jatim kontradiktif dengan data yang dimiliki saat ini. Ia menilai, positivity rate di tiga provinsi di Jawa itu jauh lebih besar dari yang ada.

        "Kemudian cakupan testing yang rendah dan data mereka belum berubah. Selama ini yang mengkhawatirkan. Ini yang memperburuk situasi pandemi di 2021 awal ini," kata Dicky.

        Dicky memaparkan, angka positivity rate di Indonesia 20% menunjukkan adanya situasi yang serius di tengah pandemi Covid-19 tersebut. "Artinya jangankan 20 persen pisitivity rate, di atas 10 persen itu artinya tidak terkendali," tegas Dicky.

        Dicky menambahkan, tingginya angka positivity rate di Indonesia berpotensi mengakibatkan banyaknya korban yang meninggal dunia.

        "Pertama yang sakit, kedua kematian yang diperburuk dengan minimnya pelaporan dan deteksi. Jadi tidak ada jalan lain lagi, strateginya ada di testing, tracing, dan treatment dengan perbaikan dari kualitas datanya dan persiapan untuk PSBB total Jawa. Saya kira di kloter pertama tahun depan ini kita harua siap," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: