Pemerintah berfokus pada tantangan domestik dalam waktu dekat, kerja sama global pada akhirnya akan sangat penting untuk mengamankan pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, kolaborasi internasional yang terpadu diperlukan untuk mengelola tsunami utang yang akan datang yang telah digerakkan oleh pandemi.
"Banyak negara telah berjuang dengan beban utang yang tidak berkelanjutan sebelum krisis dan dibutuhkan kerja sama global untuk menghindari penurunan peringkat kredit dan gelombang krisis utang negara di bulan-bulan mendatang," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Utang Indonesia Bak Tsunami, Sri Mulyani Punya Strategi Apa?
Kata dia, dengan kapasitas fiskal yang makin sempit di mana-mana, reformasi untuk meningkatkan kualitas belanja publik menjadi makin penting.
"Desain kebijakan yang transparan, data yang akurat, dan lembaga yang efektif semuanya penting untuk memastikan bahwa semua sumber daya publik digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting bagi pembangunan," bebernya.
Lalu, pembuat kebijakan juga harus memperhitungkan dampak pandemi pada cara orang bekerja dan berinteraksi, dan dengan ketergantungan yang jauh lebih tinggi pada teknologi digital dan infrastruktur internet. Oleh karena itu, gangguan Covid-19 merupakan peluang untuk mengubah ekonomi melalui pengaturan kerja yang lebih efisien, efektif, dan fleksibel serta pengurangan jejak karbon.
"Investasi dalam teknologi dan infrastruktur digital sama-sama berharga dan menjadi katalisator yang kuat untuk pemulihan ekonomi," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum