Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Terompet Bisa Picu Kanker Mulut hingga HIV, Ini Penjelasan Profesor UI

        Benarkah Terompet Bisa Picu Kanker Mulut hingga HIV, Ini Penjelasan Profesor UI Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saban pergantian tahun, isu mengenai berbagai penyakit berbahaya yang ditularkan melalui terompet kembali mencuat. Terompet kerap disebut dapat menjadi sumber penularan kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, hepatitis, HIV, dan tuberkulosis.

        Betulkah demikian? Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Ari Fahrial Syam, menyebut, orang awam pun sebenarnya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa berita tersebut tidak benar.

        Baca Juga: UAS Bikin Geger Lagi, Sekarang Tiup Terompet Dilarang, Samberan FH Nyelekit Abis!

        "Karena, kanker termasuk kanker mulut, lidah atau kanker darah tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain," ujarnya melalui keterangan tertulis.

        Prof Ari menjelaskan, kanker mulut disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Virus ini bisa menyebabkan kanker lidah, kanker amandel, atau kanker tenggorokan.

        Virus tersebut dapat menular melalui mulut, terutama melalui aktivitas seksual, misalnya oral seks. Sementara itu, penggunaan alat makan atau sedotan secara bersamaan tidak akan menularkan virus tersebut.

        Demikian juga dengan meniup terompet yang pernah ditiup oleh orang yang terinfeksi HPV. Virus HIV juga tidak mudah menular, harus melalui hubungan seksual, jarum suntik, atau komponen darah yang ditansfusi dari satu pasien ke pasien lain.

        Lalu bagaimana seputar info penularan tuberkulosis melalui terompet? Prof Ari mengungkapkan, kuman tuberkulosis dapat ditularkan dari satu orang kepada orang lain bukan melalui kontak yang singkat.

        Penularan tuberkulosis tidak seperti infeksi virus influenza yang membuat seseorang dapat tertular dari orang yang sedang mengalami flu dengan sekali kontak. Untuk penularan tuberkulosis butuh kontak yang lama dan terus-menerus.

        Selain itu, kuman tuberkulosis ditularkan melalui udara, bukan langsung dari air liur, seperti misal setelah meniup terompet. Biasanya, orang tertular penyakit tuberkulosis jika tinggal serumah dengan orang yang sedang mengalami tuberkulosis paru aktif.

        Prof Ari menyebut, teman sekantor yang selalu kontak dalam ruangan tertutup juga bisa menjadi sumber penularan. Begitu pula dengan asisten rumah tangga yang menderita tuberkulosis paru aktif, dapat menularkan kepada anak-anak yang diurusnya.

        Prof Ari mengatakan, terompet memang bisa jadi sumber penularan penyakit melalui droplet atau air liur yang tersisa pada ujung terompet. Akan tetapi, tentu bukan penyakit tuberkulosis atau penyakit lain yang disebutkan dari informasi yang beredar tersebut.

        Bagaimana agar kita tidak tertular penyakit yang ditularkan melalui ujung terompet tersebut? Prof Ari menyarankan untuk membersihkan terlebih dulu ujung terompet.

        "Kalau perlu, gunakan penyaring khusus ketika ujung terompet tersebut akan kita gunakan," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: