Pemerintah Indonesia telah mencanangkan kemandirian dan ketahanan energi nasional melalui penggunaan sumber energi baru terbarukan (EBT). Capaian tersebut seiring dengan pemanfaatan potensi sumberdaya alam domestik salah satunya yakni penggunaan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia akan diolah untuk menghasilkan berbagai jenis biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil. Lantas, apa yang dimaksud dengan biofuel dan apa saja jenis-jenisnya?
Mengutip laman The Palm Scribe, biofuel merupakan bahan bakar yang mengandung energi dan komponen yang diperoleh dari tanaman atau biomassa. Biofuel dapat berupa bahan bakar murni berbahan minyak nabati atau lemak hewani atau campuran antara minyak solar yang dihasilkan dari minyak mentah fosil, dengan Ester Metil Asam Lemak (FAME) yang berbasis minyak nabati atau hewani. Di Indonesia, minyak nabati yang banyak digunakan untuk pembuatan biofuel yakni minyak sawit. Berikut jenis-jenis biofuel seperti yang dikutip dari laman The Palm Scribe.
1. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang digunakan pada mesin diesel dan mengandung Ester Metil Asam Lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Biodiesel dapat berupa FAME murni atau dikenal sebagai B100 atau berbagai kadar campuran dengan minyak solar. Persentase kadar biodiesel inilah yang akan menentukan penamaannya. B30 misalnya yakni campuran 30 persen biodiesel dan 70 persen minyak solar.
2. Green diesel/Diesel biohidrokarbon/Minyak solar nabati
Memiliki struktur molekuler seperti minyak diesel fosil tetapi dengan karakteristik yang lebih baik. Green Diesel dihasilkan melalui proses hydrotreating trigliserida dalam minyak nabati menggunakan hidrogen. Dibanding minyak solar maupun biodiesel, Green Diesel memiliki angka cetane yang relatif lebih tinggi, kandungan sulfur yang lebih rendah, stabilitas oksidasi yang lebih baik serta warna yang lebih jernih. Green Diesel juga dikenal sebagai minyak solar terbarukan, hydrotreated vegetable oil (HVO), hydrogenation-derived renewable diesel (HDRD) atau hydro processed esters and fatty acids (HEFA). Green diesel diproses dengan distilasi fraksional yang biasanya digunakan untuk menghasilkan minyak solar.
3. Green-gasoline/Bioethanol/Bensin nabati
Bahan bakar yang merupakan campuran unsur kimiawi yang hampir sama dengan bensin standar tetapi berasal dari tumbuhan, bukan minyak mentah. Bioethanol merupakan alkohol yang dibuat melalui fermentasi dari karbohidrat yang dihasilkan tumbuhan seperti gula dan pati.
4. Bioavtur/biojet/Biofuel Jet
Bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang bermesin turbin yang dihasilkan dengan teknologi hidrogenasi, mengurai komponen minyak nabati dengan menggunakan hidrogen. Dapat dibuat dari minyak nabati, gula, lemak hewani atau bahkan limbah biomassa dan dapat digunakan pada pesawat jet yang ada tanpa memerlukan modifikasi. Dibandingkan dengan avtur dari minyak mentah, bioavtur lebih ramah lingkungan serta memiliki sifat membersihkan dan melumasi mesin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: