Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ilmu Sakti PHE WMO, Lahan Tandus Hasilkan Keuntungan, Oh Begini Jurusnya...

        Ilmu Sakti PHE WMO, Lahan Tandus Hasilkan Keuntungan, Oh Begini Jurusnya... Kredit Foto: Dok. PHE WMO
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) terus mengembangkan potensi alam untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berada diarea kerja PHE WMO dikabupaten Bangkalan dengan menggarap lahan tidur serta lahan tandus untuk dijadikan lahan subur dengan bercocok tanam holtikultura.

        Dalam program pertanian ini, perusahaan dibawah naungan SKK Migas ini menggandeng pendamping program pertanian. Adapun daerah yang dibidik oleh PHE WMO yakni, Desa Bandang Dajah, Kabupaten Bangkalan, Jatim. Baca Juga: Sucofindo Cabang Jambi Raih Apresiasi pada 5th Apresiasi Program CSR Kota Jambi

        Pendamping program pertanian, Nurudin mengukapkan, target awal adalah memanfaatkan lahan tidur dengan melakukan intensifikasi pertanian biaya murah. Tingginya biaya pertanian dikarenakan umumnya menggunakan pola pertanian dengan obat-obatan.

        “Keuntungannya kecil. Mereka memilih merantau atau sebagai kuli bangunan. Pulang bangun rumah, lahan di sini ditanami rumput untuk pakan ternak. Kami pangkas Sebagian besar biaya hingga 90,99 persen, tanpa obat obatan. Sehingga cost-nya turun banyak," kata Nurudin di Bangkalan, Selasa (12/1/2021). Baca Juga: Begini Konsep Pertamina Produksi Bensin Sawit

        Lebih lanjut Nurudin mengatakan, dari hasil assesment PHE WMO, eksplorasi terkait pertanian dilakukan guna menemukan formula yang tepat. 

        "Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat di sini. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat," sambung Nurudin.

        Selain itu pula ia menyebutkan, bahwa PHE WMO juga memberikan pelatihan cara pembuatan  pupuk olahan dari kotoran hewan ataupun dari limbah arang sekam.

         "Artinya, kendala air dan pupuk bisa diatasi. Bahkan selain jagung, semua tanaman bisa tumbuh subur di lahan yang dinilai minim air," ujarnya

        Sementara itu Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengungkapkan, program pertanian di Bandang Dajah pihaknya berharap, bisa memunculkan kemandirian dan potensi peningkatan ekonomi melalui pertanian organik dan hemat biaya serta mengenalkan potensi pertanian yang ada di Desa Bandang Dajah, Bangkalan.

        “Sebelumnya di Desa Bandang Dajah ini juga PHE WMO juga telah berkontribusi dalam penyediaan fasilitas air bersih dan pembentukan HPAM Sumber Barokah. Programnya adalah pemboran dan pipanisasi melalui rumah warga”, beber Sapto sapaannya.

        Terpisah, Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah,Jazi mengungkapkan, sebelum ada bantuan dari PHE WMO, tidak ada yang menanam seperti ini. Kini mereka sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021.

         "Adanya hanya tanaman jagung dan kacang ijo. Itu pun setahun sekali, menunggu masa hujan turun," ungkap Jazi.

        Dikatakan pula, bahwa Program Eco Edufarming telah memberikan  wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian.  Apalagi, lanjutnya, luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80 persen. 

         "Ada tiga warga mendatangi saya untuk bergabung berikut lahannya telah disiapkan. Saat ini Kelompok Tani Sangga Buana bentukan PHE WMO masih beranggotakan 15 orang.

        Sementara hasil panen perdana beragam tanaman holtikultura dari lahan demplot seluas sekitar 5.000 meter persegi akan dijual kepasar kecil diwilayah Bangkalan.

        "Alhamdulillah, saya sendiri mendapatkan ilmu. Ini  bermanfaat bagi masyarakat Bandang Dajah. Para pemuda yang menganggur bisa bergabung," tutup pria ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: