Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Vaksinasi, Ini PR Pemerintah Berikutnya...

        Setelah Vaksinasi, Ini PR Pemerintah Berikutnya... Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menyambut baik telah dimulainya program Vaksinasi di Indonesia. Meski demikian, ia mengingatkan, masih banyak yang perlu dibenahi agar mesin-mesin utama perekonomian kembali bergerak.

        Bhima menilai, di sektor riil, efek vaksinasi belum tentu akan langsung dirasakan dalam jangka pendek, karena perhatian masyarakat khususnya menengah dan atas juga terfokus pada kasus harian yang masih tinggi.

        "Selain itu informasi terkait kapasitas Rumah Sakit yang penuh di beberapa daerah juga jadi kekhawatiran meskipun vaksinasi sudah mulai dilakukan," ujar Bhima di Jakarta, Kamis (14/1/2021).

        Di sisi lain, lanjut dia, pelaku usaha tengah mencermati pembatasan sosial yang dilakukan di Jawa-Bali serta larangan warga negara asing masuk ke indonesia.

        Adapun untuk memutus mata rantai Covid-19, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 11 Januari 2021 hingga 25 Januari 2021. Selain itu, untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan bagi WNA masuk ke Indonesia yang diperpanjang mulai 15 Januari hingga 28 Januari 2021.

        Menurutnya, pemberlakuan kebijakan tersebut akan membuat pelaku usaha dan masyarakat menahan ekspansi dan belanjanya.

        "Pengusaha apa langsung ekspansi saya kira juga tidak. Mereka mengukur dulu bagaimana kesiapan sisi permintaan baik ekspor maupun domestik, dan juga kesiapan belanja pemerintah. Perlu dicatat bahwa belanja pemerintah masih mengalami defisit yang cukup besar, dengan dana stimulus ke dunia usaha yang dipangkas dibanding 2020," pungkasnya.

        Dengan kondisi tersebut, Ekonomi di triwulan I 2021 diperkirakan hanya tumbuh 1% hingga 2%. Hal ini karena masih belum pulihnya konsumsi masyarakat yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.

        "Konsumsi pulih tapi bertahap karena daya beli masih rendah. Kenaikan harga pangan di awal tahun khususnya kelangkaan bahan baku kedelai ikut meningkatkan inflasi. Ini juga membuat masyarakat masih rem belanja," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: