Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendorong transformasi Indonesia menjadi negara penghasil dan pengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi. Beberapa sektor yang konkret menunjukkan transformasi tersebut antara lain ekspor komoditas besi baja, kendaraan bermotor, dan perhiasan.
Dengan transformasi ini, diharapkan Kemendag dapat mencapai target perdagangan 2021 berupa pertumbuhan ekspor nonmigas 6,3% serta pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) subsektor perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor sebesar 4,8%.
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Ekspor Sarang Burung Walet RI Bisa Senilai Rp500 Triliun
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, dengan transformasi tersebut, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari ekspor barang bernilai tambah dan tidak lagi sekadar mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi.
"Sepuluh produk utama ekspor nonmigas Indonesia telah berkontribusi sebesar 59,8% terhadap kinerja ekspor nonmigas pada 2020. Di antara 10 produk tersebut, ada tiga produk yang telah bertransformasi menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi, yaitu besi baja, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, dan perhiasan," kata Lutfi di akhir pekan lalu.
Untuk besi dan baja, Indonesia merupakan negara penghasil komoditas tersebut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Bahkan, lebih dari 70% besi baja Indonesia diekspor ke Tiongkok. Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ke-3 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7% atau senilai US$10,85 miliar.
Pertumbuhan ekspor besi baja juga cukup signifikan mencapai 46,84% (YoY). "Capaian ini cukup membanggakan mengingat sebelumnya Indonesia merupakan negara pengimpor besi dan baja," kata Lutfi.
Untuk produk kendaraan bermotor dan suku cadangnya pada 2020 menempati urutan ke-6 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 4,3% atau senilai US$6,6 miliar.
"Walaupun terjadi penurunan pada sektor otomotif akibat kondisi perekonomian global yang tengah lesu terimbas dampak Covid-19, potensi ekspor kendaraan bermotor dan suku cadangnya masih sangat besar," imbuh Lutfi.
Selain itu, komoditas perhiasan juga menjadi andalan ekspor Indonesia. Produk perhiasan pada 2020 menempati urutan ke-5 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 5,3% dengan nilai US$8,2 miliar. Hampir 80% produk perhiasan diekspor ke Singapura, Swiss, dan Jepang. Pertumbuhan ekspornya juga positif, yakni mencapai 24,21% (yoy).
"Perhiasan menjadi sektor penting karena merupakan sektor padat karya yang melibatkan banyak pengrajin dan usaha kecil menengah (UKM). Ekspor perhiasan yang maju menunjukkan besarnya kreativitas pengrajin Indonesia, termasuk juga dalam hal pemasarannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: