Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kwik Kian Gie Ngaku Diserang Buzzer Sampai Terbirit-birit, Eh Dosen UI Bilang Begini

        Kwik Kian Gie Ngaku Diserang Buzzer Sampai Terbirit-birit, Eh Dosen UI Bilang Begini Kredit Foto: Fb Ade Armando Official
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar komunikasi dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, ikut memberikan komentar terhadap cuitan Ekonom senior Kwik Kian Gie, yang mengaku ketakutan saat dirinya mengemukakan pendapat di media sosialnya.

        Terkait itu, Dosen UI menyarankan Kwik Kian Gie untuk tidak mendramatisasi karena di media sosial semua orang bisa diserang buzzer. Baca Juga: Kwik Kian Gie Takut Berpendapat, Pengamat Ungkap Indonesia Ada di Fase Ini...

        "Pak Kwik, jangan didramatisasi dong. Sekarang ini kita semua bisa diserang para buzzer karena media sosial memang memungkinkan siapapun bicara," cuitnya, sepeerti dilihat, Senin (8/2/2021). 

        Sebelumnya, Kwik Kian Gie juga mengaku usai memberikan pendapat, dirinya langsung diserang oleh buzzer bahkan sampai menjurus ke masalah pribadi.

        "Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil," cuit Kwik Kian Gie. Baca Juga: Kwik Kian Gie Curhat Ketakutannya Berpendapat, Jari Netizen Gatal: Zaman Pak Harto Medsos Gak Ada

        Karena itu, ia pun kemudian membandingkan apa yang ia alami saat ini dengan era Presiden kedua Soeharto. Menurutnya, era Soeharto, dirinya masih merasa leluasa dalam mengutarakan pemikiran. 

        "Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah," cuitnya

        Lanjut Ade Armando, ia juga mengatakan bahwa di zaman Soeharto teknologi belum secanggih seperti sekarang ini, bahkan, apabila ada yang mengkritik pemerintah siap-siap saja untuk diciduk dan raib.

        Namun, hal tersebut berbeda dengan zaman sekarang yang harus siap mental apabila dicaci maki. "Di era Harto, teknologinya belum memungkinkan. Dulu, kita bisa langsung diciduk dan raib. Sekarang, cuma harus siap mental dimaki2," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: