Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, tengah mengawal produksi perdana biofuel dalam bentuk bensin sawit yang bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex mengatakan, saat ini proses sedang berlangsung dengan harapan Presiden Joko Widodo bisa meresmikannya. “Kami menjadwalkan juga panen perdana peremajaan sawit rakyat (PSR), sekaligus meresmikan hilirisasi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati bensin sawit. Ini minyak sawit dari lahan PSR itu,” kata Dodi.
Baca Juga: BPDPKS: Strategi Hadapi Black Campaign Sawit oleh Uni Eropa
Sementara ini, Muba sudah memproduksi Industry Vegetable Oil (IVO) yang memenuhi standar sebagai bahan baku bensin sawit (bensat) dan avtur.
“Dijadwalkan Februari 2021 ini. Saya harap dapat dihadiri langsung Presiden Jokowi yang sebelumnya (2017) telah me-launching program replanting Muba yang pertama di Indonesia,” ujar Dodi.
Kabupaten Muba berkeinginan menjadikan pekebun sawit sejahtera, mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan. Dodi juga menjelaskan Pemerintah Kabupaten Muba telah berupaya mendukung program Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan mendeklarasikan Muba Sustainable Palm Oil Initiative (MSPOI) melakukan berbagai rencana aksi.
Muba mencegah deforestasi melalui moratorium izin baru dan peningkatan produktivitas dengan replanting, pendekatan lanskap melalui pendekatan satu kesatuan kawasan yang saling mempengaruhi dan memperhatikan area-area dengan nilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV).
Pekebun juga dipastikan tidak menggarap lahan gambut melalui moratorium izin kebun di lahan gambut dan restorasi lahan gambut dengan rewetting, revegetation, revitalization bersama BRG dan KLHK, mencegah eksploitasi tenaga kerja anak di bawah umur dan perempuan melalui sosialisasi kepada pekebun dan perusahaan-perusahan dan pemantauan berkala.
Selain itu, Muba juga juga membangun area sumber komoditi bersertifikasi dengan keterlacakan kebun dan produksi serta mendorong penggunaan pupuk alami dan mengurangi residu pupuk.
“Terakhir, kami ingin pabrik mendekati ke rantai pasok sehingga meningkatkan pendapatan petani dengan pengurangan biaya transportasi dan mengurangi emisi kendaraan dengan jarak tempuh yang pendek,” jelas Dodi.
Koalisi Clean Biofuel for All, Direktur Perkumpulan Lingkaran Hijau, Hadi Jatmiko mengatakan sangat mengapresiasi Pemkab Muba atas pembenahan hulu dalam pengembangan produk sawit jadi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan.
Koalisi yang terdiri dari 10 organisasi kemasyarakatan dan organisasi non pemerintah (NGO) baik yang berada di tingkat lokal, nasional, dan internasional terus mengkampanyekan pentingnya energi biofuel yang bersih, tidak merusak lingkungan dan memberikan keadilan bagi masyarakat atau yang dikenal dengan no deforestation, no peat, and no exploitation (NDPE).
“Muba sudah melakukan itu semua dan kami yakin sawit Muba bersih, ramah lingkungan dan berkeadilan bagi masyarakat. Ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia,” kata Jatmiko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: