Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, mengatakan bahwa dalam upaya meredam angka positive rate Covid-19 yang terus bertambah, ia menyebut tidak perlu untuk semua masyarakat divaksinasi.
"Sebetulnya tidak harus seluruh penduduk. Seluruh penduduk tidak perlu semua divaksin. Ini terkait seberapa cepat penularan di penduduk," ujarnya dalam diskusi yang digelar KPC PEN di saluran YouTube, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga: 74,59% Orang di Indonesia Siap Vaksin COVID-19, Kata ....
Syahrizal menjelaskan, menurutnya, Covid-19 memiliki basic reproduction rate yang lebih rendah dibandingkan campak. Jika satu penderita campak dapat menularkan kepada 15 orang lainnya, Covid-19 menurut Syahrizal dapat menularkan kepada 3-4 orang lainnya.
"Jadi kalau campak, cakupan vaksinasinya, butuh paling tidak 95% karena sangat menular. Tapi Covid-19 ini kita cukup 70% saja," ujarnya.
Ia menambahkan, metode vaksinasi seperti ini lebih efektif bila dibandingkan melakukan vaksinasi ke seluruh penduduk.
"Itu yang 70% kalau sudah divaksinasi akan memberikan perlindungan kepada 30% yang tidak divaksinasi. Ini yang kita namakan kekebalan kelompok atau herd immunity," lanjutnya.
Syahrizal tidak membenarkan bahwa dengan terinfeksi Covid-19, tubuh secara otomatis akan memiliki kekebalan tubuh permanen untuk melawan Covid-19.
"Paling tidak bertahan hanya 3-4 bulan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum