Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Joe Biden Mau Tutup Penjara Terkejam di Dunia yang Dibiarkan Trump

        Joe Biden Mau Tutup Penjara Terkejam di Dunia yang Dibiarkan Trump Kredit Foto: FoxNews
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Para pembantu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan peninjauan resmi terhadap penjara militer AS di Teluk Guantanamo di Kuba.

        Biden berupaya menghidupkan kembali tujuan era Obama menutup fasilitas kontroversial itu sebelum dia meninggalkan jabatan. Pernyataan itu diungkapkan Gedung Putih pada Jumat.

        “Para pembantu yang terlibat dalam diskusi internal sedang mempertimbangkan tindakan eksekutif yang akan ditandatangani Biden dalam beberapa pekan atau bulan mendatang,” ungkap dua orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

        Langkah ini menandakan upaya baru menghapus apa yang disebut oleh para pendukung hak asasi manusia (HAM) sebagai noda pada citra global AS.

        Baca Juga: Joe Biden Mau Bungkam Program Nuklir Kim Jong Un yang Semakin Mengkhawatirkan Dunia

        Ditanya apakah Biden akan menutup penjara dengan keamanan tinggi yang terletak di Stasiun Angkatan Laut Guantanamo pada saat masa kepresidenannya berakhir, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan, "Itu pasti tujuan kami dan niat kami."

        Namun inisiatif semacam itu tidak mungkin terwujud dalam waktu dekat karena hambatan politik dan hukum yang rumit yang juga menggagalkan upaya mantan bos Biden, mantan Presiden Barack Obama, untuk menutupnya.

        Penjara itu dibangun untuk menampung para tersangka asing setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.

        Fasilitas itu melambangkan dampak "perang melawan teror" AS karena metode interogasi yang keras yang menurut para kritikus sama dengan penyiksaan.

        "Kami sedang melakukan proses NSC untuk menilai keadaan permainan saat ini yang diwarisi pemerintahan Biden dari pemerintahan sebelumnya, sejalan dengan tujuan kami yang lebih luas untuk menutup Guantanamo," papar juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne kepada Reuters, yang merupakan orang pertama yang melaporkan peninjauan sedang dilakukan.

        “NSC akan bekerja sama dengan Departemen Pertahanan, Negara, dan Kehakiman untuk membuat kemajuan menuju penutupan fasilitas GTMO, dan juga berkonsultasi dengan Kongres,” ungkap dia.

        Dampak langsung dari pendekatan baru dapat berupa pemulihan kebijakan penutupan Guantanamo Obama, yang dibalik oleh Donald Trump segera setelah dia menjabat pada 2017.

        Baca Juga: Sebut China Pesaing Serius Amerika, Biden Akan Lanjutkan Sikap Tegas Pemerintahan Trump

        Trump tetap membuka penjara itu selama empat tahun di Gedung Putih. Sekarang, 40 tahanan masih ada di penjara Guantanamo. Sebagian besar tahanan itu ditahan selama hampir dua dekade tanpa dituntut atau diadili.

        Kampanye Biden mengatakan selama kampanye 2020 bahwa dia terus mendukung penutupan pusat penahanan itu tetapi tidak mengatakan bagaimana dia akan melakukannya.

        Selain itu, tidak jelas seberapa spesifik tindakan eksekutif Biden yang akan datang tentang rencananya untuk penjara yang menahan sejumlah tersangka dalam serangan 11 September itu.

        “Ini merupakan perkembangan yang menggembirakan dan sangat disambut baik. Prosesnya harus bergerak cepat,” ujar Scott Roehm, direktur kelompok advokasi The Center for Victims of Torture di Washington.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: