Bu Mega Didoakan Cepat Mati, Ferdinand Ngamuk Sejadi-jadinya: Yahya Waloni Bakal Mati Duluan
Politisi Ferdinand Hutahaean, tampak merasa geram dengan pernyataan Ustad Yahya yang kontroversial. Ia menyumpahi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar cepat meninggal.
"Menurut penerawangan saya, Waloni ini akan mati lebih dulu dati (dari,red) Ibu Mega..!" cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (18/2/21). Baca Juga: Agar Kadrun Tampar Muka Sendiri, Ferdinand Dukung Komnas HAM Umumkan Penyakit Ustad Maaher
Diketahui, Ustad Yahya Waloni akhir-akhir ini menggegerkan publik dengan ucapannya. Baca Juga: Babe Haikal Ngaku Bukan Orang FPI, Sindiran Ferdinand Menusuk Hati: Sudah Ciut Nyalinya?
Ia bahkan mengaku pernah dengan sengaja menabrak anjing karena najis. Bahkan, dalam kanal Cahaya Tauhid di YouTube tanggal 11 September 2018, terdapat video caci maki Ustad Yahya Waloni kepada Maruf Amin, Tuan Guru Bajang dan Megawati Soekarnoputri.
Yahya Waloni dalam video itu menyebut Kiai Maruf sebagai orang tua yang haus kekuasaan. Ia menyebut TGB sebagai Tuan Guru Bajin**n, dan Megawati didoakan cepat mati karena dituding telah merusak Islam.
Mengutip Hops.id, selain mendoakan Megawati Soekarnoputri cepat mati Yahya Waloni dalam video ceramahnya itu juga berbicara soal kezaliman yang terjadi di Indonesia.
Ia mengaku tak heran seandainya negara terus menerus dilanda bencana. Sebab menurutnya, terlalu banyak kezaliman serta kemunafikan yang terjadi di Indonesia.
“Musibah ini enggak akan berhenti selama dusta dan munafik ada di negara kita. Negara kita sedang diazab Allah karena terlalu banyak dusta dari pemimpin sampai ke bawah,” tegasnya.
Selain itu, Yahya Waloni juga menyinggung pihak yang kerap mengkritik pendakwah saat menyampaikan isi ceramah yang keras.
“Kalau kita berdakwah keras begini dibilang radikal, anti-Pancasila, anti-NKRI, anti-Undang-Undang, anti pilar-pilar kebangsaan. Jangan dibalik-balik, PKI! Ini konsep yang sudah berakar kuat. Kita yang menyampaikan dakwah tegak lurus berdasarkan Quran dan hadis, dianggap lawan dan kelompok radikal,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil