Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astaga Tuhan! Pemrpov DKI Masih Aja Sibuk Klaim Banjir Tahun Ini Tidak Separah Tahun Sebelumnya

        Astaga Tuhan! Pemrpov DKI Masih Aja Sibuk Klaim Banjir Tahun Ini Tidak Separah Tahun Sebelumnya Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Melalui akun instagramnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengklaim bila banjir 2021 alami penurunan dampak dibandingkan sebelumnya.

        Hal itu diungkapkan saat memposting rekapitulasi banjir melalui akun instagramnya, @dkijakarta. Dalam postingan yang dilakukan sore ini, pemprov membaginya dalam enam waktu banjir, yakni tahun 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, dan 2021.

        Menurutnya, penurunan yang terjadi karena Pemda DKI kini lebih mateng dalam menghadapi musim penghujan dan banjir. 

        Baca Juga: Banjir Jakarta Bikin Panas Dunia Maya, Ahok VS Anies Adu Kuat

        “Persiapan menghadapi banjir di Jakarta terus dilakukan untuk meminimalisir dampaknya,” katanya dalam caption yang ditulis, Sabtu (20/2/2021).

        Dalam postingan kali itu, DKI menjelaskan sekalipun hari ini curah hujan 266 mm/hari, Atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2002 sebesar 168 dan 2013 sebesar setengah 100 mm/hari. Namun jumlah RW dan area yang tergenang merupakan yang paling rendah, yakni 113 RW atau sekitar 4 km2.

        Imbasnya, pada banjir hari ini, penurun lokasi pengungsi terasa yakni hanya 44 titik. Berkurang jauh dari 2020 yang terdapat 269 titik, 2015 terdapat 409 titik, dan 2013 terdapat 1.250 titik.

        “Tahun ini, jumlah RW tergenang berkurang dibandingkan tahun tahun sebelumnya, begitupun dengan luasan wilayah genangan dan banjir,” tambahnya.

        Baca Juga: Daftar Ruas Jalan yang Lumpuh Akibat Banjir DKI Jakarta

        Selain itu, berdasarkan data di tahun sebelumnya. Jumlah korban tewas dilaporkan tidak ada pada banjir kali ini. Jumlah itu berbanding terbalik pada tahun sebelumnya, dengan yang tertinggi korban tewas terjadi pada tahun 2007 sebanyak 48 orang, 2013 sebanyak 40 orang, 2002 sebanyak 32 orang, 2020 sebanyak 19 orang, serta 2015 sebanyak 5 orang.

        Penurunan dampak banjir juga di rasa dengan tidak adanya area strategis yang terendam di tahun ini bersama dengan tahun 2020. Kondisi berbeda dengan laporan di tahun 2002, 2007, 2013, dan 2015 yang tercatat beberapa area strategis terendam.

        Termasuk upaya pengurasan di 95 persen wilayah yang terdampak. Dalam data itu kejadian 2007 menjadi waktu terlama, tercatat 10 hari wilayah dki baru bisa dikuras. 

        Meski demikian, dalam pesannya, DKI menegaskan pihaknya tetap berupaya cepat tanggap agar genangan dan banjir bisa segera diatasi dengan memproritaskan keselamatan warganya.

        Karena itulah, ia meminta masyarakat di Jakarta terus memantau genangan dan banjir di wilayahnya melalui fitur JakPantau.

        “Selain itu, jika menemukan genangan atau banjir, bisa segera melaporkannya melalui fitur JakLapor di aplikasi JAKI,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: