Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mal Terendam Banjir Jakarta, Pengusaha Ritel Telan Kerugian Ratusan Juta!

        Mal Terendam Banjir Jakarta, Pengusaha Ritel Telan Kerugian Ratusan Juta! Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Banjir menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, bahwa pihaknya saat ini sedang mengkonsolidasi berapa banyak toko yang tutup akibat banjir.

        Dia menyebutkan bahwa tidak peduli di daerah manapun, bencana seperti banjir pasti memberikan dampak kerugian terhadap peritel.

        "Karena kita tidak ada yang mau banjir itu datang, tapi penanggulangan banjir menjadi hal yang penting dan signifikan supaya tidak berulang," ujar Roy kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Minggu (21/2/2021).

        Baca Juga: Turun Tangani Banjir Bekasi, Menteri Basuki Beberkan Rencana Jangka Panjang Ini

        Akibat banjir ini, banyak pengusaha ritel yang terpaksa menutup tokonya. Penutupan ini bukan karena tidak mau melayani pelanggan, tetapi karena jalan akses sudah dibanjiri dan air pun masuk ke toko.

        "Barusan saya dapat info di Kemang, bahkan di Kemang Raya ada pusat perbelanjaan yang malnya kemasukan air, dan akhirnya anggota kita berusaha menyelamatkan barang yang masih bisa diselamatkan dan mengeluarkan airnya," tambah Roy.

        Dia mengatakan bahwa estimasi kerugian selama dua hari terakhir terbagi menjadi dua. Pertama kerugian karena toko tutup sehingga tidak terjadi transaksi, dan juga karena ada barang dan produk yang rusak.

        "Jumlah pastinya saya belum dapat datanya, tapi bisa dikatakan sampai ratusan juta karena kerugiannya akibat dua hal tadi, masyarakat menunda belanjanya dan ada produk dan barang yang rusak," jelas Roy.

        Aprindo berharap ada dirigenisasi penanggulangan banjir. Adanya dirigenisasi ini dinilainya lebih efektif komandonya hanya dari satu dirigen atau pemimpin saja dalam penanggulangan sehingga tidak terjadi multitafsir.

        "Diperlukan skala prioritas, karena kalau banjir terjadi baru rame-rame mikir, kalau musim kering tidak ada yang mikirin. Kita prihatin saja bahwa musibah banjir ini seharusnya dan sebaiknya ditanggulangi dengan lebih baik dan serius," pungkas Roy.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: