Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aktivis Mahasiswa Nilai Framing Media Gagal Pengaruhi Publik

        Aktivis Mahasiswa Nilai Framing Media Gagal Pengaruhi Publik Kredit Foto: Unsplash/Luke Porter
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua BEM Universitas Az Zahra Ryan Jaya, menyoroti sebuah pemberitaan dari majalah mingguan yang terkemuka. Ia menilai pemberitaan tersebut justru terlihat tendesius.

        "Sangat disayangkanya warisan para pendahulu Media tersebut seakan disalahgunakan. Pemberitaanya hari hari ini terlihat menyerah sebagian kelompok untuk kepentingan. Data yang di sajikan seringkali tidak tepat. Bahkan ketika terbukti tidak benar, Media itu santai saja tidak melakukan klarifikasi pemberitaan," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/2/2021).Baca Juga: Resmi Dilantik Jadi Wali Kota Solo, Harta Kekayaan Gibran Jadi Sorotan, Totalnya Capai Rp21 M!

        Lanjutnya, ia langsuung mencontohkan seperti kasus dugaan korupsi Bantuuan Sosial (Bansos) yang diberitakan justru menyeret nama putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang dituduh terlibat pengadaan goodie bag Bansos oleh  PT. Sritex. 

        "Asal sebut namanya dan tidak terbukti ketika Juliari Batubara sendiri tegaskan Gibran Rakabuming tidak terlibat korupsi bansos. Bahkan hingga saat ini Plt Jubir KPK menyatakan tidak menemukan indikasi keterlibatan Gibran," tambahnya.  Baca Juga: Meski Terseret Kasus Korupsi, Pertani Pastikan Pasok Bansos Sesuai Aturan

        Lebih jauh, ia menilai pemberitaan media tersebut yang tidak berimbang juga tercermin pada pemberitaan kejadian KM 50. Dimana polisi dituduh terlibat pelanggaran HAM bahkan bertendensi HAM berat. Pada akhirnya terungkap terang, Komnas HAM tegaskan tidak ada pelanggaran berat HAM.

        "Media berinisial T itu santai saja, padahal nama orang-orang yang dituduhkan tanpa bukti tersebut sudah terlanjur dicitrakan rusak. Dimana tanggungjawabnya? ungkap Ryan. 

        "Masyarakat awam mungkin terlalu sering membaca media itu dengan gaya asal sebut yang  tidak detail sumbernya. Sehingga seakan mereka menganggap apa yang disebut Media itu selalu benar," jelasnya.

        Lanjutnya, ia mengatakan pada pemberitaan kasus yang disebut media tersebut Bancakan Bansos Banteng, sampai saat ini selain Juliari, belum ada kader PDIP lain yang menjadi tersangka, namun nama baik mereka-mereka yang disebut di dalam pemberitaan sampai dijadikan ilustrasi cover sudah kadung dirusak kredibilitasnya. 

        "Gambar di cover dan sebutan  Madam seakan jadi gaya-gaya media itu  dalam mengarahkan pada  orang-orang yang ingin dijatuhkan, karena semua orang paham siapa dua orang wanita yg kuat dan tinggi posisinya di PDIP yaitu Puan Maharani dan Megawati," katanya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: