Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Murah dan Ramah, 27 Tahun Sudah KA Prameks Melayani Masyarakat Yogya-Solo

        Murah dan Ramah, 27 Tahun Sudah KA Prameks Melayani Masyarakat Yogya-Solo Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jejak sejarah kereta api Prambanan Ekspres tidak akan terlupa dari ingatan masyarakat sekitar Yogyakarta-Solo. Tarifnya yang relatif murah, dapat dijangkau oleh setiap kalangan mulai dari pelajar, pedagang pasar, hingga pekerja kantoran di sekitaran Solo-Yogyakarta-Kutoarjo.

        Perjalanan KA Prameks tidak langsung sukses. Bahkan sempat hendak ditutup karena sepi pelanggan. Tapi belakangan KA tersebut justru menjadi favorit masyarakat sebagai sarana transportasi yang murah meriah.

        Baca Juga: KAI Kembali Operasikan Jalur Kereta Api Jarak Jauh

        KA Prameks pertama beroperasi pada tanggal 20 Mei 1994 melayani masyarakat Yogyakarta-Solo. Kemudian beberapa perjalanan KA Prameks diperpanjang hingga Kutoarjo seiring pengoperasian jalur ganda lintas Yogyakarta–Kutoarjo pada 29 September 2007. Sebelumnya, telah dilakukan uji coba perjalanan lintas Surakarta–Yogyakarta–Kutoarjo sebanyak dua kali perjalanan dalam sehari per 15 Oktober 2007. 

        Sebenarnya layanan kereta api komuter lintas Yogyakarta–Surakarta telah ada sejak 1963 dengan nama Kuda Putih yang merupakan Kereta Rel Diesel (KRD) pertama di Indonesia. Pengoperasian kereta api Kuda Putih dihentikan pada 1980 karena kurangnya suku cadang. 

        Setelah 14 tahun lamanya, dioperasikanlah KA Prameks lintas Surakarta–Yogyakarta pada 20 Mei 1994, dengan menggunakan empat kereta kelas bisnis yaitu KA Senja Utama Solo yang beroperasi pada malam hari dan ditarik oleh lokomotif diesel dengan tarif hanya Rp2.000. Pada saat itu, KA Prameks pernah ditambahkan satu kereta kelas eksekutif dengan tarif Rp5.000.

        Seiring dengan permintaan pelanggan, KAI menambah jumlah perjalanan kereta api ini menjadi lima kali pulang-pergi dalam sehari. Selain itu, dilakukan pergantian rangkaian kereta menjadi KRD menggunakan seri MCW 302 setelah dilakukan peningkatan daya mesin.

        Dari tahun ke tahun jumlah pelanggan Prameks atau yang akrab disebut Pramekers meningkat. Misalnya pada 2016, jumlah pengguna KA Prameks sekitar 2.973.891 orang. Jumlahnya terus meningkat pada 2017 menjadi 3.650.144 penumpang. Angka ini terus meningkat hingga pada 2018 menjadi 3.940.671 pengguna. Penumpang juga terus meningkat di tahun-tahun berikutnya.

        Bagi para pramekers, KA Prameks punya sejarah tersendiri. Hendras Andri Pratama, 28 tahun, pria asal Klaten misalnya. Ia mengatakan Prameks mempermudah perjalanannya dari Solo ke Yogya dan sebaliknya.

        “Kalau dibanding sama kendaraan pribadi, lebih enak naik Prameks. Soalnya lebih cepat dan gak bikin capek. Selain itu, saya juga bisa berjumpa dengan berbagai orang dari berbagai kalangan yang hangat dan ramah,” ujarnya.

        Dwiki, 28 tahun, pria asal Yogyakarta juga mengatakan hal senada. Ia sangat suka naik KA Prameks dari Yogyakarta ke Solo. “Kalau lagi pengen nongkrong sama temen-temen di Solo. Daripada capek naik kendaraan pribadi, lebih baik naik Prameks. Jauh lebih murah dan praktis,” ujarnya.

        Mulai Oktober 2020, pengoperasian KA Prameks yang sebelumnya dikelola oleh KAI dialihkan ke salah satu anak perusahnya yaitu KAI Commuter. Hal tersebut dilakukan setelah mendapatkan surat izin operasi dari Kementerian Perhubungan pada 3 Juni 2020. Per 10 Februari 2021, setelah dilakukan elektrifikasi di jalur kereta api lintas Surakarta–Yogyakarta, pengoperasian kereta api Prambanan Ekspres digantikan dengan Commuter Line Solo-Yogyakarta. 

        Dengan demikian, rute KA Prameks hanya melayani rute Yogyakarta–Kutoarjo. Dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Kutoarjo, kereta api ini berhenti melayani penumpang di Stasiun Wates, Wojo, dan Jenar yang menampung sekitar 400an pelanggan dalam satu rangkaian.

        Jadi KA Prameks yang selama ini rutin melayani rute Solo-Jogja-Kutorajo sebenarnya tidak sepenuhnya pensiun. Kereta ini, kini hanya melayani rute Kutoarjo-Jogja PP dengan jumlah delapan perjalanan. 

        Hadirnya KRL terbukti menarik minat masyarat Yogyakarta-Solo dan sekitarnya. Pada saat uji coba 1-7 Februari dengan tarif Rp1 sebanyak 7.336 orang pelangan antusias menjajaki serunya naik KRL Solo-Yogyakarta. Saat ini, ada empat stasiun baru yang kembali melayani pelanggan KRL yaitu Stasiun Gawok, Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, dan Stasiun Srowot.

         “Masyarakat masih dapat menikmati layanan KA Prameks untuk rute Yogyakarta – Kutoarjo. Beralihnya pengelolaan KA Prameks dari KAI ke PT KAI Commuter tentunya akan menambah kualitas layanan kereta jarak dekat sekitar Yogyakarta-Solo. Dikelolanya KRL dan KA Prameks oleh KAI Commuter tentu akan meningkatkan fokus pelayanan KA jarak dekat tersebut,” jelas Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: