Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tutup Februari 2021, Harga CPO Tetap Tinggi

        Tutup Februari 2021, Harga CPO Tetap Tinggi Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menutup Februari 2021, harga rata-rata bulanan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat sebesar 51 persen menjadi US$1.096,32 per MT (atau setara dengan Rp15.458.112 per MT) dibandingkan periode yang sama secara y-o-y. Jika dibandingkan bulan lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 6 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.034 per MT (atau setara dengan Rp14.579.400 per MT).

        Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berhasil mengalahkan harga sebelum serangan masif Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga membawa harapan baru untuk harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.

        Baca Juga: Transformasi Digital, Sinar Mas Agribusiness & Food Mampu Jaga Tingkat Produksi CPO

        Vaksinasi yang mulai dilakukan di berbagai negara membuat prospek pertumbuhan ekonomi global membaik di tahun ini. Membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi global membuat harga minyak mentah menguat lebih dari 5 persen di pekan keempat Februari 2021 tersebut.

        Peningkatan harga minyak mentah akan membuat penggunaan biodiesel menjadi lebih kompetitif seiring dengan pergeseran tren kebijakan bauran energi yang lebih ramah lingkungan. CPO yang merupakan bahan baku pembuatan biodiesel bisa menjadi substitusi minyak mentah sehingga ketika harga minyak mentah naik, harga CPO juga ikut naik.

        Selain itu, harga minyak kedelai yang merupakan kompetitor CPO juga menguat di pekan ini. Lembaga konsultasi agrikultur AgRural melaporkan, panen kedelai di Brasil mencapai level terendah dalam hampir satu dekade terakhir. Reuters juga melaporkan bahwa selama ini, pelaku pasar juga mengkhawatirkan ketatnya pasokan minyak kedelai di Amerika Serikat.

        Sementara itu, produksi kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia pun terkendala cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan banjir, berdampak pada gangguan dalam rantai pasok industri sawit sehingga memengaruhi harga CPO. Tidak hanya itu, penguatan permintaan ekspor dan pertumbuhan konsumsi domestik menjadi faktor utama penunjang kenaikan harga CPO.

        Gapki memproyeksikan, produksi CPO Indonesia sepanjang tahun 2021 mengalami kenaikan 3,5 persen (y-o-y) menjadi 49 juta ton dari realisasi tahun lalu yang hanya sebanyak 47,4 juta ton. Untuk konsumsi domestik berupa produk oleopangan, permintaan minyak sawit diperkirakan akan tumbuh 2 persen (y-o-y) menjadi 8,4 juta ton. Sementara untuk produk oleokimia, Gapki memperkirakan akan terjadi kenaikan 14 persen (y-o-y) dari 1,57 juta ton menjadi 1,8 juta ton tahun ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: