China Masih Ogah Terbangkan Boeing 737 Max Sebelum Lakukan...
China belum siap untuk memberikan izin terbang kepada Boeing 737 Max. Wakil kepala regulator penerbangan China, Dong Zhiyi mengatakan, setelah masalah ditangani sepenuhnya China akan melakukan peninjauan akhir terhadap pesawat tersebut.
"Pihak berwenang telah berkomunikasi penuh dengan Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal," ujar Dong, dilansir Bloomberg, Senin (1/3/2021).
Baca Juga: 737 Max Terbang Lagi, Eks Pejabat Boeing Blak-blakan Buka Keresahannya!
China adalah pasar penting bagi Boeing 737 Max, dan menjadi negara pertama yang memberlakukan larangan terbang terhadap pesawat tersebut setelah terjadi kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia dalam kurun waktu lima bulan.
Negara lain mengikuti jejak China dalam larangan penerbangan, yang mengakibatkan Boeing 737 Max dilarang terbang secara global selama sekitar 20 bulan.
Beberapa regulator besar telah memberikan izin kepada Boeing 737 Max untuk terbang lagi dalam beberapa bulan terakhir dan kembali beroperasi, seperti di Amerika Serikat, Eropa, dan Brasil. Selain itu, Australia dan Arab Saudi juga telah memberikan lampu hijau kepada 737 Max.
Pesanan pesawat Boeing ke China mulai mengering dalam empat tahun terakhir di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang antara Washington dan Beijing. Chief Executive Officer Boeing Dave Calhoun pada Desember mengatakan, dia optimistis penjualan ke China akan kembali meningkat.
Tiga maskapai besar China yaitu Air China, China Southern Airlines, dan China Eastern Airlines adalah pelanggan Boeing 737 Max. Sekitar sepuluh maskapai penerbangan Cina lainnya juga pelanggan Max.
"Saya percaya bahwa ketika hubungan yang konstruktif dimulai, maka semuanya akan tenang dan China akan ingin mendapatkan pesawat," ujar Calhoun.
China memiliki tiga kriteria utama yang harus dipenuhi sebelum mengizinkan Max terbang lagi. Tiga kriteria utama tersebut diantaranya perubahan desain yang bertujuan untuk memperbaiki masalah pesawat perlu disetujui oleh China, pilot perlu dilatih ulang untuk menerbangkan pesawat jet setelah perubahan tersebut, dan kesimpulan laporan kecelakaan Ethiopia dan Indonesia harus jelas.
Boeing mengatakan, China akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan industri penerbangan di seluruh dunia selama 20 tahun ke depan. Maskapai China kemungkinan akan membeli 8.600 pesawat baru senilai 1,4 triliun triliun dolar AS selama periode tersebut.
Boeing 737 Max mengalami kecelakaan fatal dalam kurun waktu lima bulan. Kecelakaan pertama dialami oleh maskapai penerbangan Lion Air yang mengoperasikan 737 Max pada Oktober 2018. Kecelakaan ini merenggut 189 nyawa termasuk kru dan penumpang.
Kemudian, pada Maret 2019 Ethiopian Airlines yang mengoperasikan 737 Max juga mengalami kecelakaan serupa yang menewaskan 157 orang termasuk kru dan penumpang. Kedua kecelakaan itu disebabkan oleh perangkat lunak dalam 737 Max yang tidak berfungsi sehingga mendorong pesawat menukik ke bawah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: