Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing, Tapi Helikopternya Made in Prancis

        Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing, Tapi Helikopternya Made in Prancis Kredit Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
        Warta Ekonomi -

        Kemarin pagi, di Istana Negara, Presiden Jokowi bikin pernyataan menggelegar: Ayo gaungkan cinta produk dalam negeri, benci produk luar negeri. Siangnya, Jokowi langsung terbang ke Banten menggunakan helikopter made in Prancis untuk meresmikan Bendungan Sindangheula dan kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 

        Kampanye “cinta produk dalam negeri, benci produk luar negeri” disampaikan Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2021. Dalam rapat itu, Jokowi meminta Kemendag mencari strategi yang tepat dalam pengembangan pasar produk Indonesia. 

        "Produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri, bukan hanya cinta, tapi benci," kata Jokowi.

        Baca Juga: Seruan Pak Jokowi Bikin Kaget, Ajak Warga Harus Benci Bikinan Asing, Terus Gaungkan..

        Jokowi menerangkan, Indonesia merupakan negara dengan 270 juta penduduk. Dengan jumlah tersebut, Indonesia merupakan pasar besar. Dia tidak mau pasar besar ini dijejali produk-produk impor. Makanya, branding produk lokal perlu diperkuat dan melekat. Agar masyarakat Indonesia mencintai produk Indonesia.

        Beres acara, Jokowi bertolak ke Kabupaten Serang, Banten. Jokowi berangkat menumpang helikopter VVIP Kepresidenan seri AS-332 HA-3402L2 dari helipad Monas. Heli yang ditumpangi Jokowi itu made in Prancis.

        Di heli itu, Jokowi ditemani Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. 

        Tiba di lokasi acara, Jokowi disambut para kepala daerah se-Banten. Tampak ada Gubernur Banten Wahidin Halim, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian. 

        Bendungan ini merupakan yang keempat yang diresmikan Jokowi tahun ini. Usai peresmian, Jokowi melakukan peninjauan bendungan dengan rombongan terbatas. Dia jalan beriringan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Di belakangnya ada Wahidin dan dua orang lainnya. Dalam sorotan kamera, Jokowi dan Basuki berdiskusi mengenai Bendungan Sindangheula. 

        Soal kepastian heli VVIP Kepresidenan seri AS-332 HA-3402L2 buatan Prancis disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi. Dia menerangkan, heli seri tersebut masih keluarga Super Puma. Didatangkan dari Prancis pada 2002. Kemudian, sejak 2011 dioperasikan Skadron 45 sebagai heli Kepresidenan. 

        "Ini mestinya disebut produk impor dong, walaupun memang PT Dirgantara Indonesia juga memproduksi helikopter jenis ini di bawah lisensi pabrikannya," ungkap Fahmi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Perbedaan heli Super Puma buatan Prancis dan buatan Indonesia terdapat pada serinya. "Yang ini (yang dipakai Jokowi) serinya AS-332. Sementara yang diproduksi PTDI serinya NAS-332," jelasnya.

        Baca Juga: Wadidaw, Rupanya Anies Mulai Dilangkahi Risma

        Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah tidak menampik heli seri AS-332 HA-3402L2 itu made in Prancis. Tapi, dia menegaskan, TNI AU juga punya banyak heli buatan PTDI. Pesawat impor di skadron 45 tidak lebih dari 3 unit. "Kalau yang HA-3204L2 itu benar buatan Prancis. Tapi, tidak hanya itu yang dipakai Presiden," ucapnya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Indan menerangkan, heli Presiden itu ada beberapa. Ada Seri L2 yang diproduksi airbus. “Terus, ada juga yang produksi PTDI. Jadi, ada yang buatan Prancis dan buatan Indonesia," tuturnya. 

        Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menyebut, kampanye Jokowi soal cinta produk dalam negeri dan benci produk luar negeri sangat bagus. Namun, untuk heli Kepresidenan, Jokowi masih butuh produk impor. Sebab, saat ini Indonesia belum mampu memproduksi heli VVIP dengan ketangguhan prima dalam segala perubahan cuaca ekstrim. "Apalagi sekarang iklim sedang tidak bersahabat dengan geografis Indonesia," ucapnya.

        Jadi, kata dia, Jokowi menggunakan produk impor itu demi keselamatan. Dia pun berharap, PTDI mampu membuat heli VVIP yang teruji secara internasional. Dengan begitu, Jokowi bisa menggunakan heli buatan dalam negeri. "Presiden siapa yang tidak bangga dengan produksi negaranya sendiri," jelas politisi PPP itu. [UMM]

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: