Saat miliarder Elon Musk mengungkapkan penambahan investasi Bitcoin pada awal Februari, banyak pakar yang menyebutkan perusahaan menuju investasi aset kripto dengan terburu-buru.
Namun, tak mungkin ada perubahan di sektor aset kripto dalam waktu dekat; sebab banyak eksekutif keuangan dan akuntan ogah mengambil risiko untuk aset yang begitu tak stabil itu.
"Ketika saya menguji aset keuangan, yang kami beritahu sebagai tujuan nomor satu adalah menjamin keamanan dan likuiditas neraca," ujar mitra dalam pajak dan perbendaharaan internasional di PwC, dilansir dari Reuters, Senin (8/3/2021).
Hal itu jadi masalah fundamental Bitcoin. Volatilitas Bitcoin berisiko menghalangi bertambahnya investor institusi Bitcoin dalam jumlah besar untuk jangka pendek ini--menurut para pejabat keuangan, dewan anggota, dan akuntan.
Pengusaha dan investor yang menjabat di Komite Audit Dewan Broadcom Inc, Raul Fernandez berkata, "Perlu lebih dari segelintir perusahaan yang berinvestasi Bitcoin guna memengaruhi narasi di ruang rapat."
Meski begitu, taruhan besar Bitcoin Tesla sempat mendorong harga Bitcoin ke level tinggi. Investasi itu membuat Tesla bergabung dengan Twitter dan MicroStrategy yang menukar uang tunai dengan koin digital.
Para pendukung cryptocurrency pun menilai Bitcoin sebagai nilai lindung terhadap inflasi ketika dolar jatuh dan tingkat suku bunga rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: