Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lagi Patroli, AL Prancis Ciduk Kapal Kim Jong-un yang Lagi Transaksi Minyak

        Lagi Patroli, AL Prancis Ciduk Kapal Kim Jong-un yang Lagi Transaksi Minyak Kredit Foto: AP Photo
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Korea Utara (Korut) dilaporkan mengabaikan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah kapal Angkatan Laut Prancis Frigate Prairial menangkap aktivitas pengiriman minyak dari kapal ke kapal secara ilegal di dekat negara itu.

        Kapal Prairial diketahui sedang berpatroli di Laut China Timur sebagai bagian dari embargo PBB untuk menghentikan negara yang disebut “Hermit Kingdom” yang menciptakan nuklir yang melanggar hukum internasional.

        Baca Juga: Citra Satelit Tangkap Kepulan Asap di Yongbyon, Korut Mulai Ekstraksi Plutonium?

        Kapal Angkatan Laut Prancis ini melihat dua kapal tanker milik Korut terlibat dalam aktivitas mencurigakan di tengah malam.

        Komando Pasifik Prancis (ALPACI) berbagi foto operasi fregat kelas Floréal  itu di Twitter pada Selasa (9/3/2021).

        “Pada 28 Februari, Frigate PRAIRIAL @MarineNationale dikerahkan ke Laut China Timur untuk berkontribusi pada embargo PBB terhadap Korea Utara, di bawah misi Prancis AETO,” cuitnya.

        “Pada malam hari, dia mengidentifikasi dua kapal tanker selama transfer kapal yang dicurigai, dan melapor ke Sel Koordinat Penegakan,” lanjutnya.

        Diketahui Prairial dikerahkan untuk misi tersebut dari pelabuhan asalnya di Tahiti, Polinesia Prancis pada 15 Januari lalu.

        Angkatan laut ini memasang layar sebagai bagian dari kontribusi Prancis terhadap embargo internasional terhadap Korut untuk melawan proliferasi nuklir.

        Naval News melaporkan Prancis mengajukan laporan pengawasannya ke Panel Ahli PBB tentang Korut.

        Panel tersebut menyelidiki pelanggaran resolusi PBB dan dapat merekomendasikan sanksi yang akan dijatuhkan terhadap negara tersebut.

        Seperti diketahui, ketakutan semakin berkembang jika Korut terus mengembangkan senjata nuklir yang bertentangan dengan hukum internasional. Kondisi ini juga yang membuat “tingkat ketegangan yang berbeda” dengan Amerika Serikat (AS).

        Foto pengawasan dari satelit mata-mata Maxar menunjukkan terowongan rahasia di sebuah fasilitas di Yongdoktong.

        “Kami mengawasi ini. Dan sangat memprihatinkan ke mana Korut ingin pergi,” ujar Kepala intelijen untuk komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Muda Michael Studeman setelah melihat foto-foto itu.

        Pekan lalu, Rafael Mariano Grossi dari PBB mengatakan ada bukti jika laboratorium radiokimia di Yongbyon digunakan untuk memproses ulang plutonium untuk bom nuklir.

        Grossi menggambarkan kelanjutan aktivitas nuklir sebagai pelanggaran sanksi PBB yang jelas dan "sangat disesalkan".

        Pada Januari lalu, Kim Jong-Un mengisyaratkan rencana untuk mengembangkan senjata nuklir baru dan menggambarkan AS sebagai "musuh terbesar" Korut.

        Citra satelit mata-mata baru semakin menambah kecurigaan jika diktator Korut Kim Jong-Un mempercepat program Pyongyang untuk mengembangkan hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk dikirimkan oleh generasi misilnya saat ini.

        AS, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Prancis telah menerapkan aspek maritim resolusi PBB terhadap Korut sejak Januari 2018.

        Negara-negara tersebut telah mengawasi pengiriman antar kapal di laut seperti minyak, batu bara, besi yang melewati batasan yang diberlakukan oleh PBB.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: