Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Defisit Rp853 miliar, Paus Fransiskus Pastikan Kardinal Tak Lagi Dapat Gaji Rp85 Juta

        Defisit Rp853 miliar, Paus Fransiskus Pastikan Kardinal Tak Lagi Dapat Gaji Rp85 Juta Kredit Foto: Antara/REUTERS/Remo Casilli
        Warta Ekonomi, Vatican City -

        Paus Fransiskus telah memerintahkan pemotongan gaji bagi para kardinal dan rohaniawan lainnya ketika Vatikan berupaya menyeimbangkan pembukuannya selama pandemi Covid-19.

        Vatikan mengatakan para kardinal akan mendapati gaji mereka berkurang 10% mulai April.

        Baca Juga: Paus Fransiskus Bilang Pendeta Dilarang Berkati Pernikahan Sesama Jenis karena...

        Mereka diyakini menerima gaji hingga USD5.900 atau sekitar Rp85 juta setiap bulan dan sering mendapat akomodasi bersubsidi.

        Vatikan memperkirakan mengalami defisit 50 juta euro (lebih dari Rp 853 miliar) tahun ini. Pemasukan mereka terpukul parah akibat penutupan museum dan tempat wisata lainnya selama pandemi.

        Paus sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak ingin memecat orang di masa ekonomi yang sulit.

        Dalam surat apostolik pada Rabu, Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah mengeluarkan dekrit yang berisi pemberitahuan adanya pemotongan gaji secara proporsional mulai 1 April.

        Para pastor dan rohaniawan lainnya akan mendapati gaji mereka dipotong antara 3% dan 8% dan rencana kenaikan gaji akan ditangguhkan hingga Maret 2023.

        "Masa depan ekonomi berkelanjutan saat ini membutuhkan, selain keputusan lainnya, adalah penerapan langkah-langkah tentang gaji para staf," demikian isi surat itu.

        Langkah pemotongan gaji itu sudah diputusan "menyusul keadaan darurat kesehatan akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak negatif pada semua sumber pendapatan Takhta Suci dan Vatikan".

        Takhta Suci adalah badan pimpinan Gereja Katolik Roma.

        Surat itu menambahkan pemotongan gaji dilakukan "dengan tujuan melindungi berbagai pekerjaan yang sedang berlangsung saat ini".

        Para wartawan mengatakan keputusan itu dilakukan Paus untuk melindungi nasib para pekerja biasa.

        Banyak kardinal yang berbasis di Vatikan menetap di sana atau di apartemen di Roma dengan harga sewa di bawah harga pasar.

        Tidak sedikit pastor dan suster yang bekerja di Vatikan tinggal di dalam komunitas religius yang memberi mereka perlindungan lebih besar dari kemerosotan ekonomi.

        Di sisi lain, pegawai biasa Vatikan seperti polisi, petugas kebersihan dan bagian pemeliharaan, tinggal di Roma dan menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi.

        Juru bicara Vatikan, yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan, sebagian besar karyawan awam tidak akan terpengaruh kebijakan pemotongan gaji.

        Tempat tujuan wisata populer Basilika Santo Petrus dan Museum Vatikan ditutup atau hanya sebagian dibuka pada tahun lalu lantaran pandemi.

        Vatikan berharap dapat membuka kembali museum pada bulan ini, tetapi kebijakan lockdown di seluruh Italia berarti mereka harus tetap tutup.

        Awal bulan ini, pejabat tinggi ekonomi Vatikan memperingatkan bahwa Takhta Suci kemungkinan harus menggunakan 40 juta euro (Rp682 miliar) sebagai cadangan untuk tahun kedua berturut-turut sebagai akibat dari pandemi.

        Pendapatan tahun ini diperkirakan turun 30% dari tahun 2020.

        Tahun lalu, Paus mengeluarkan undang-undang baru yang dirancang untuk meningkatkan transparansi terkait keuangan Vatikan.

        Hal ini dilakukan menyusul serangkaian skandal di bank Vatikan dan adanya klaim salah urus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: