Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kena Lagi... Kena Lagi, Teganya Moeldoko Memfitnah, Dulu Aja Cium-Cium Tangan SBY

        Kena Lagi... Kena Lagi, Teganya Moeldoko Memfitnah, Dulu Aja Cium-Cium Tangan SBY Kredit Foto: Okezone
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi senior Demokrat Rachland Nashidik kubu AHY, menyebut Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Moeldoko dulu mencium tangan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun sekarang, Moeldoko malah tega memfitnah SBY.

        Hal tersebut dikatakan sekaligus merespons tuduhan Moeldoko yang menyebut telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat di Partai Demokrat saat ini. Baca Juga: Tudingan SBY Pakai KPK Pukul Anas Urbaningrum, Waketum Demokrat Marah Besar: Salah...

        Menurut dia, sewaktu SBY berkuasa, SBY justru mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI. Bahkan, beberapa kali terpantau Moeldoko mencium tangan SBY.

        “Dulu @GeneralMoeldoko cium tangan SBY, menyanjung puji Presiden RI ke-6, yang mengangkatnya jadi KSAD lalu Panglima TNI,” cuitnya dalam akun Twitternya, @RachlanNashidik, seperti dilihat, Senin (29/3/2021). Baca Juga: Munarman Mau Belain AHY, Orang NU: Lihat, SBY Dekat dengan Kelompok Radikal

        “Kini, ia menusuk dari belakang, bahkan tega memfitnah SBY. Bayangkan, bila ia berkuasa, apa yang akan ia lakukan pada @Jokowi yang cuma mengangkatnya jadi KSP,” tegasnya.

        Lanjutnya, ia juga mengungkapkan bahwa terjadi rekayasa opini yang mendiskreditkan Demokrat, yang seolah memusuhi kebhinekaan.

        “Buzzers anonim terus menerus dengungkan hoax itu. Kini @GeneralMoeldoko juga bicara serupa. Ketahuan ternyata KSP Moeldoko dalangnya? Keji!,” tegasnya.

        Terkait itu juga, ia pun membuat polling selama 24 jam ke depan.

        “MENURUT ANDA: Apa yang perlu dilakukan Partai Demokrat terhadap Kepala Staf Kepresidenan @GeneralMoeldoko? Ia yang dengan keji menuding Presiden RI keenam dan seluruh kader Demokrat memeluk ideologi yang membahayakan NKRI hingga Partainya perlu diambil alih paksa?,” tanya dia.

        Pilihannya, Menggeruduk Moeldoko ke Istana, Melaporkan ke Polisi, dan Diamkan Saja.

        Diberitakan sebelumnya, melalui akun Instagram @dr_moeldoko, Minggu (28/3/2021), KSP Moeldoko mengaku mengambil alih Partai Demokrat karena ada ancaman ideologis yang membahayakan bangsa dan Negara.

        Hal tersebut diunggah melalui tulisan sekaligus video wawancara terkait aksi ambil ahli Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

        “Saya orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” katanya.

        Menurut dia, terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. P

        “Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa,” katanya.

        “Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB,” jelasnya lagi.

        Tambahya, “Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini,” kata Moeldoko lagi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: