Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS Dilanda Rasisme, Veteran Asia-Amerika Pamer Luka Perang Bekas Mengabdi dalam Rapat

        AS Dilanda Rasisme, Veteran Asia-Amerika Pamer Luka Perang Bekas Mengabdi dalam Rapat Kredit Foto: Reuters/Stephen Maturen
        Warta Ekonomi, OHIO -

        Seorang mantan tentara Asia-Amerika yang membuka baju dan menunjukkan bekas lukanya untuk membuktikan "patriotisme" -nya dalam rapat di balai kota Ohio menjadi viral di media sosial (medsos).

        Lee Wong, 69, dipuji karena membuat pernyataan yang kuat tentang diskriminasi. Tetapi beberapa orang mengatakan bahwa orang Asia-Amerika tidak merasa harus membuktikan kesetiaan mereka kepada negara mereka.

        Baca Juga: Mendengar Kisah Pilu WNI di AS yang Jadi Saksi Pahitnya Kekerasan Rasial

        Ini terkait dengan kasus rasisme anti-Asia yang semakin meningkat di Amerika Serikat (AS). Minggu lalu enam wanita Asia tewas di Atlanta bersama dua korban lainnya.

        Ribuan orang Asia-Amerika telah melaporkan serangan kekerasan atau kejahatan rasial dalam beberapa bulan terakhir, sering dikaitkan dengan retorika yang menyalahkan orang Asia atas penyebaran Covid-19.

        Wong, seorang pejabat terpilih di West Chester, Ohio, berbicara dalam sebuah pertemuan tentang rasisme yang dia hadapi sebagai orang Asia.

        Saat mulai berbicara dalam pertemuan tersebut, dia mulai membuka kancing kemejanya. "Saya akan menunjukkan kepada Anda seperti apa pertanyaan tentang patriotisme itu,” terangnya.

        Dia berdiri dan membuka rompinya, menunjukkan bekas luka besar di dadanya kepada rekan-rekannya di aula.

        "Ini buktinya. Ini dipertahankan dalam pengabdianku di militer AS. Apakah ini cukup patriot?" tanyanya.

        Dia kemudian menjelaskan bahwa orang-orang mempertanyakan kesetiaannya kepada AS dan mengatakan dia tidak "cukup terlihat seperti orang Amerika".

        Fox News melaporkan Wong pindah ke AS untuk belajar di akhir 1960-an. Dia menceritakan dirinya kerap diserang secara fisik dan juga dilecehkan secara verbal.

        Dia bertugas selama 20 tahun di tentara AS dan sekarang menjadi ketua dewan pengawas West Chester setelah terpilih pertama kali pada 2005.

        Dia meminta rekan-rekannya dalam rapat balai kota untuk mengingat bahwa konstitusi AS mengatakan semua orang sama.

        Video pernyataan Wong telah tersebar luas di medsos, dengan banyak orang menggunakan tagar #StopAsianHate.

        "Sangat kuat dan menghancurkan hati bahwa seseorang seperti dia, yang sangat berpengalaman dan berkomitmen, merasa dia harus menanggung jiwanya untuk menyampaikan maksudnya," tulis seorang pengguna Twitter.

        "Ini membuat saya terengah-engah. Pria ini berdiri untuk menunjukkan bekas luka yang dia dapatkan dalam perang untuk AS," cuit yang lain.

        Komedian dan penulis Jenny Yang memuji aksi Wong karena dianggap membuat pernyataan yang kuat. Namun dia menegaskan jika siapapun tidak perlu membuktikan patriotismenya.

        "Tidak ada yang harus membuktikan betapa" Amerika "mereka layak mendapatkan martabat dan rasa hormat,” ungkapnya.

        Hal senada juga dikatakan veteran Mansoor Shams. “Tidak ada orang Amerika yang harus membuktikan patriotisme mereka kepada siapa pun,” cuit Shams yang menggunakan akun MuslimMarine.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: