Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa yang Paling Mengerikan dari Iran? Hati-hati, Eks Pentolan Intelijen Israel Buka-bukaan

        Apa yang Paling Mengerikan dari Iran? Hati-hati, Eks Pentolan Intelijen Israel Buka-bukaan Kredit Foto: GTO Israel/Kobi Gideon
        Warta Ekonomi, Tel Aviv -

        Mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin, mengatakan kemitraan strategis dan kesepakatan investasi antara China dan Iran menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi Israel.

        Yadlin, seorang pensiunan jenderal Angkatan Udara Israel yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Tel Aviv University's Institute for National Security Studies (INSS), mengatakan kepada Ynet bahwa kesepakatan kedua negara akan mencakup manuver militer bersama, penelitian dan pengembangan serta kerjasama intelijen.

        Baca Juga: Terkuak! AS Pernah Ingin Buat Jalur Alternatif Terusan Suez Melalui Israel Gunakan 520 Bom Nuklir

        "Di satu sisi, China menentang Iran memiliki bom nuklir, tetapi di sisi lain, [negara] itu tidak membantu menghentikannya," kata Yadlin.

        "Iran membutuhkan perlindungan politik yang bisa ditawarkan China dengan memanfaatkan kekuatannya guna melemahkan tekanan Amerika terhadap Republik Islam," ujarnya, yang dilansir Selasa (30/3/2021).

        Dia menambahkan bahwa dalam penilaiannya, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden lebih rentan untuk membungkuk di bawah pendekatan kekar dari Beijing daripada pendahulunya mantan presiden Donald Trump.

        "China memahami bahwa pemerintahan Biden bukanlah pemerintahan Trump dan itu memungkinkan mereka untuk menjadi jauh lebih agresif," kata Yadlin.

        AS mengisyaratkan pada hari Jumat bahwa mereka mungkin mengambil langkah pertama untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran 2015.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: