Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penangkapan Makin Gencar, Artis Papan Atas Myanmar Dijemput 50 Personel Junta Militer

        Penangkapan Makin Gencar, Artis Papan Atas Myanmar Dijemput 50 Personel Junta Militer Kredit Foto: Instagram/paingtakhon
        Warta Ekonomi, Yangon -

        Salah seorang selebriti terpopuler di Myanmar ditahan oleh militer di tengah makin gencarnya penangkapan para pesohor yang terlibat gerakan protes anti-kudeta.

        Dia adalah Paing Takhon, model dan aktor yang punya jutaan fans di Myanmar dan Thailand, yang diketahui aktif turun ke jalan dan menggalang aksi protes secara daring.

        Baca Juga: Gawat, Inggris Usir Duta Besar Myanmar di London Setelah...

        Menurut unggahan adik perempuan Takhon, Thi Thi Lwin, di Facebook sekitar 50 tentara dengan delapan truk militer datang menangkap kakaknya Kamis (8/4/2021) pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat.

        Seorang kenalan dekatnya, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan kepada BBC bahwa Takhon ditangkap dari rumah ibunya di Dagon Utara, salah satu distrik di Kota Yangon.

        Mereka juga mengungkapkan bahwa dia telah menderita "depresi berat".

        Kenalannya itu juga menyatakan bahwa kesehatan fisiknya pun dikabarkan terganggu, bahkan sampai tidak bisa "berdiri atau jalan secara normal", namun tidak ada keterangan rinci lebih lanjut mengenai Takhon.

        Namun, dia memang sudah "menyadari konsekuensi" yang bakal ditanggung, bahwa merasa "tidak takut sama sekali."

        Kini mereka tidak dapat berkomunikasi dengan Takhon karena dua ponselnya turut disita.

        Alasan kuat mengap dirinya ditangkap disebut-sebut karena pria 24 tahun itu terlihat beberapa kali ikut demo dan pawai.

        Dia pun diketahui mengunggah gambar-gambar tokoh pro-demokrasi dan pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, ke akunnya di media sosial.

        "Kami mengecam keras kudeta militer. Kami menuntut segera dibebaskannya Aung San Suu Kyi, Presiden U Win Myint, para menteri pemerintahan sipil dan anggota parlemen yang terpilih [hasil Pemilu]," tulis Takhon dalam unggahan ke akunnya di media sosial yang telah ditutup.

        "Kami menuntut agar hasil Pemilu 2020 tetap ditegakkan dan segera dibentuk pemerintahan sipil yang baru oleh parlemen pimpinan NLD,” lanjutnya.

        Saat ini, akun Takhon di Instagram - yang punya lebih dari sejuta pengikut - telah ditutup bersamaan dengan akunnya di Facebook.

        Penangkapan makin gencar

        Penangkapan Takhon ini merupakan contoh terkini dari kian gencarnya junta militer dalam menindak para selebriti yang anti-kudeta dalam beberapa hari terakhir.

        Ini juga terjadi sehari setelah duta besar Myanmar untuk Inggris mengatakan bahwa atase militer telah mengambil alih kedutaan di London sekaligus mengusirnya.

        Pengusiran itu muncul setelah Dubes Kyaw Zwar Minn, yang kini dicopot dari jabatannya, menyerukan agar Aung San Suu Kyi dibebaskan.

        Hingga kini aparat keamanan Myanmar telah mengeluarkan sekitar 100 surat penangkapan atas para sineas, aktor, selebiriti dan jurnalis yang lantang menentang kudeta.

        Awal pekan ini, aparat juga telah menangkap komedian paling populer di Myanmar, Zarganar.

        Sedangkan pekan lalu, ratu kecantikan Myanmar, Han Lay, secara terbuka menentang kudeta saat berpidato dalam suatu kontes di Thailand.

        Gelombang protes masih terus terjadi di penjuru Myanmar - yang juga dikenal dengan sebutan Burma - sejak militer melancarkan kudeta pada 1 Februari dan menerapkan keadaan darurat selama setahun.

        Pihak militer mengklaim ada kecurangan besar saat Pemilu akhir tahun lalu yang kembali memenangkan Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), untuk memerintah lagi.

        Diketahui, militer melancarkan kudeta pada 1 Februari lalu, sehingga memicu gelombang protes selama berminggu-minggu.

        Sekitar 600 warga sipil tewas akibat gelombang protes mereka direspons lewat penembakan brutal oleh aparat keamanan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: