Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        5 Fakta Menarik Bahlil Lahadalia yang 'Naik Kelas' Jadi Menteri Investasi

        5 Fakta Menarik Bahlil Lahadalia yang 'Naik Kelas' Jadi Menteri Investasi Kredit Foto: Instagram Bahlil Lahadalia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bahlil Lahadalia resmi diangkat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penunjukan Bahlil seiring dengan disetujuinya pembentukan Kementerian Investasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

        "Berkenaan pengangkatan saudara sebagai menteri dalam sisa masa jabatan periode 2019-2024. Terlebih dahulu saya bertanya, apakah saudara beragama Islam. Bersediakan saudara diambil sumpah," ujar Presiden dalam Pelantikan, Rabu (28/4/2021).

        Baca Juga: Menteri Bahlil Bedakan Fungsi LPI dan BKPM

        Okezone merangkum beberapa fakta menarik mengenai Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sabtu (1/5/2021).

        1. Pernah jadi Ketua Umum BPP HIPMI

        Pria berumur 44 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai Kepala BKPM disebut akan memimpin Kementerian Investasi.

        Selain menjadi Kepala BKPM, Bahlil juga pernah menduduki kursi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2015–2019.

        2. Bahlil sempat jadi sopir angkot dan kondektur

        Bahlil juga memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company. Dia bertransformasi dari hidup susah, pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, lalu bisa menjadi Ketua Umum HIPMI, yang baru kali itu berasal dari Timur.

        3. Berapa kekayaan Bahlil Lahadalia?

        Mengutip LHKPN, Jakarta, Rabu (28/4/2021), pada 31 Desember 2020 harta kekayaan Bahlil mencapai Rp300,45 miliar. Kekayaannya mengalami kenaikan Rp5,3 miliar dari LHKPN 2019 yang sebesar Rp295,15 miliar. Berikut rincian kekayaannya.

        1. Tanah dan Bangunan Rp282,29 Miliar

        Bahlil mempunyai 18 bidang tanah dan bangunan. Dirinya pun banyak mempunyai tanah dan bangunan di Jayapura.

        Adapun yang terbesar yaitu Tanah dan Bangunan Seluas 2.000 m2/1.500 m2 di Gianyar, yang merupakan hasil sendiri sebesar Rp45,9 miliar. Selain itu, juga mempunyai bidang tanah dan bangunan di daerah Jayapura seluas 1.600 m2/1.500 m2 di Jayapura sebesar Rp40,8 miliar

        2. Alat Transportasi dan Mesin Rp171 Juta

        Dirinya mempunyai 3 buah mobil, di mana yang termahal adalah Toyota Harier 2007 seharga Rp90 juta. Serta dirinya juga punya mobil pickup 2012 dengan harga Rp18 juta.

        3. Surat Berharga, Kas dan Setara Kas, Serta Harta Lain

        Bahlil mempunyai surat berharga sebesar Rp2,01 miliar. Dirinya pun mempunyai harta kas dan setara kas sebesar Rp15,98 miliar.

        4. Bahlil: kualitas mahasiswa diuji dalam 3 hal ini

        Bahlil menjelaskan bahwa kualitas mahasiswa diuji dalam tiga hal, yaitu profesionalisme, intelektualitas, dan ilmuwan. Profesionalisme diukur dari kemampuan spesifik, yaitu dari ilmu yang ditekuni.

        "Intelektualitas yaitu kemampuan untuk menguasai berbagai macam ilmu seperti politik, hukum, sosial, dan lainnya. Ilmuwan adalah memiliki tingkat kemampuan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain," kata Bahlil dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

        5. Kementerian Investasi terbentuk saat investor asing sedang tinggi-tingginya

        Tahun ini dinilai merupakan momen yang tepat bagi investor untuk melakukan penanaman modal di Tanah Air. Hal itu didasari oleh target pemulihan ekonomi pascapandemi pada 2021.

        “Melihat prospek pertumbuhan ekonomi, saat ini sebenarnya waktu yang tepat untuk investasi. Misalnya tahun ini investor bisa mulai ajukan izin, kemudian membangun pabrik satu sampai dua tahun sehingga saat ekonomi pulih pada tahun 2023 sudah bisa operasi. Kalau ditunda, penyelesaian malah makin lama dan justru cost of capitalnya makin tinggi,” kata Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual di Jakarta.

        Menurut David, yang paling gencar melakukan investasi adalah investor asing lantaran melihat prospek Indonesia yang besar. Hal itu tergambar dalam data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang kuartal I-2021 total realisasi investasi mencapai Rp219,7 triliun dengan pertumbuhan 4,3 persen (year on year/yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 50,8 persen atau Rp111,7 triliun merupakan PMA. Sedangkan sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai Rp108,0 triliun atau setara 49,2 persen.

        Tingginya minat investasi asing tersebut menurut David jangan sampai disia-siakan. Pasalnya banyak negara lain yang siap menampung investasi tersebut. Oleh karena itu, momentum ini perlu dijaga pemerintah dengan memfasilitasi kebutuhan investor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: