Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mahfud MD: Itu Semua Permainan Omong Kosong, Terlalu Bodoh Kalau Saya Bilang Begitu

        Mahfud MD: Itu Semua Permainan Omong Kosong, Terlalu Bodoh Kalau Saya Bilang Begitu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah kabar yang menyebut dirinya memaklumi korupsi selama itu demi kemajuan.

        Klarifikasi itu diberikan oleh Mahfud karena mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Muhammad AS Hikam sempat jadi korban kabar keliru tersebut.

        "Pak Hikam percaya bahwa saya bilang untuk mencapai kemajuan ekonomi pemerintah boleh membiarkan korupsi? Itu semua permainan medsos (media sosial) yang omong-kosong, Pak. Tak ada itu," kata Mahfud melalui keterangan tertulis sebagai bentuk klarifikasi kepada AS Hikam.

        Baca Juga: Rinci Kebrutalan KKB, Mahfud MD: KKB Disebut Teroris Kok Ribut?

        Mahfud kemudian menjelaskan ada pihak-pihak yang memelintir pernyataannya saat ia membuka diskusi/webinar bertajuk Ekonomi dan Demokrasi pada Sabtu minggu lalu (1/5/2021).

        "Saya berbicara itu didengar oleh Saiful Mujani, Faisal Basri, dan Halim Alamsyah sebagai narasumber webinar Demokrasi dan Ekonomi. Juga didengar oleh ratusan peserta webinar. Saya yang membuka webinar itu. Terlalu amat bodohlah kalau saya bilang begitu," ucap Mahfud menegaskan.

        Oleh karena itu, Mahfud menilai hal yang mesti dilakukan saat ini adalah menyehatkan demokrasi agar bisa mengurangi korupsi dan mempercepat kemajuan ekonomi.

        "Jangan seperti sekarang, demokrasinya membuat korupsi terjadi di berbagai lini. Korupsi sekarang dapat dikatakan dibangun melalui proses dan cara yang demokratis. Itu rasanya membuat kita sesak dan hampir putus asa," kata dia.

        Meski begitu, Mahfud meminta agar masyarakat tak kecewa dan putus asa terkait tingginya korupsi di Indonesia. Yang mesti dilakukan saat ini menurut dia adalah dengan terus berjuang dan melawan korupsi dan menyehatkan demokrasi.

        Mahfud mengamini korupsi di Indonesia telah masuk ke semua lini. Namun karena Indonesia adalah negara merdeka maka meskipun banyak korupsi tetapi angka kemiskinan menurun secara konsisten.

        "Meski banyak korupsi, berkah kemerdekaan itu telah menurunkan angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu, apalagi jika tidak ada korupsi," kata Mahfud.

        Baca Juga: Ribut-ribut KKB Dicap Teroris, Mahfud Bongkar Ada Ratusan Teroris di Tanah Air

        "Alasannya, karena negara kita merdeka maka negara kita mengalami kemajuan dalam jumlah turunnya angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu," kata dia.

        Lebih lanjut, Mahfud kemudian memberi penjelasan tentang apa yang disampaikan yang sebenarnya. Bukan seperti yang diyakini bahwa dia mempersilakan korupsi asal demi kemajuan, yakni:

        Baca Juga: Bikin Geger, Menkopolhukam Mahfud MD Sebut Korupsi Boleh Demi Kemajuan, Faktanya....

        Baca Juga: Ketika Habib Rizieq 'Berondong' Saksi Soal Izin Penjemputan dari Mahfud MD

        Baca Juga: Mahfud & Yasonna Kebagian Wanginya, Moeldoko Sebaiknya Mundur Apa Maju?

        1. Di negara kita ini korupsi sudah meluas ke berbagai lini. Ada yang bilang itu krn demokrasi kita kebablasan. Korupsi dibangun melalui jalan demokrasi alias menggunakan mekanisme demokrasi.

        Mari kita sehatkan demokrasi agar bisa mempercepat kemajuan ekonomi. Jangan seperti sekarang, demokrasinya membuat korupsi terjadi di berbagai lini. Korupsi sekarang dapat dikatakan dibangun melalui proses dan cara yang demokratis. Itu rasanya membuat kita sesak dan hampir putus asa.

        2. Tapi kita tak perlu terlalu kecewa. Jangan putus asa, kita harus terus berjuang, melawan korupsi dan menyehatkan demokrasi. Alasannya, karena negara kita merdeka maka negara kita mengalami kemajuan dalam jumlah turunnya angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu.

        Tahun 1966 saat Bung Karno turun  angka kemiskinan tersisa 54 persen dari sebelum merdeka yang mungkin lebih dari 99 persen. Saat Soeharto jatuh tahun 1998 angka kemiskinan tersisa 18 persen. Pada era reformasi setelah melalui Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY (1998-2014) jumlah orang miskin turun lagi tinggal 11,9 persen.

        Pada akhir pemerintahan Jokowi I (2019) turun lagi tinggal 9,1 persen dan tahun 2020 naik karena ada pandemi COVID-19 menjadi 9,7 persen, seperti yang terjadi di seluruh dunia.

        Jadi karena kita punya negara merdeka maka kita bisa menurunkan jumlah orang miskin dari waktu ke waktu, meskipun banyak korupsinya; apalagi kalau tidak ada korupsi. ITU PERNYATAAN SAYA.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: