Girls In Tech Buka Peluang Perempuan Berpartisipasi dalam Teknologi
Kesetaraan gender bagi perempuan, terutama untuk belajar dan mendapatkan pendidikan telah dimulai sejak perjuangan pahlawan nasional RA Kartini.
Sejalan dengan misinya, Girls In Tech Indonesia didirikan untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi perempuan untuk lebih dapat berpartisipasi dalam teknologi.
Dimulai pada Desember tahun lalu, dan setelah tiga bulan berjalan, program beasiswa Girls In Tech berakhir pada April lalu.
Sebagai hasil akhir, program yang diinisiasi oleh GIT Indonesia, Education New Zealand, dan Hacktiv8, mengumumkan tiga outstanding recipients atau penerima beasiswa dengan hasil yang memuaskan, yakni Nurulita Aida Rahmasari, Riza Tri Wulaningrum, dan Linda Oktavianty, dari total 18 perempuan penerima beasiswa.
Tiga perempuan tersebut dan penerima beasiswa lainnya membagikan pengalaman belajar mereka di Tech Talks, sebuah mini-workshop pasca program dalam bentuk webinar dimana para peserta beasiswa berbagi perjalanannya dalam menyelesaikan program beasiswa.
Tujuan mini-workshop adalah untuk menciptakan kesadaran dan lebih menginspirasi perempuan lainnya untuk bergabung dengan program Girls in Tech lainnya yang akan datang.
Selama mengikuti program, para penerima beasiswa belajar program Pengembangan Profesional dari Hacktiv8 sesuai dengan minat masing-masing. Nurulita, Riza, Linda, dan perempuan lainnya belajar tiga program berbeda, yaitu; Introduction to Python, Front-end development, dan Introduction to Programming.
Riza, salah satu penerima beasiswa dari Magelang yang mengikuti program Introduction of Programming mengatakan, sebagai orang yang tidak memiliki latar belakang coding, dia sangat beruntung mendapatkan instruktur menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas dan ringkas.
“Memiliki mentor membuat segalanya menjadi mudah. Saya menemukan bidang itu sangat menarik,” ujar Riza, Selasa (4/5/2021).
Berasal dari bidang berbeda, Nurulita Aida Rahmasari merupakan seorang ahli gizi yang saat ini sedang menempuh studi pasca sarjana di Universitas Indonesia, bercerita saat yang paling menyenangkan adalah ketika saya menyelesaikan tugas akhir menggunakan data tentang nutrisi di Indonesia.
Dia berharap dapat menggunakan keterampilan baru yang diterima untuk mengumpulkan data yang berguna untuk membuat keputusan strategis bagi pemerintah, khususnya untuk meningkatkan kondisi masyarakat Indonesia terkait gizi dan kesehatan.
Sementara itu, Aulia Halimatussadiah, Managing Director Girls In Tech Indonesia mengatakan, Program Beasiswa GIT diluncurkan ke publik tahun lalu sebagai hasil kemitraan dengan Education New Zealand dan Hacktiv8.
Program ini adalah program beasiswa pertama yang didedikasikan untuk memberdayakan perempuan di luar industri Teknologi Informasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang Teknologi Digital dan Teknologi Informasi.
“Girls In Tech menerima 463 lamaran, kemudian hanya 18 peserta yang terpilih,” ungkap Aulia.
Ben Burrowes, Direktur Regional Education New Zealand untuk Asia, juga mengucapkan terima kasih dan berharap dapat melanjutkan kemitraan yang sudah terjalin untuk mendukung lebih banyak perempuan Indonesia di bidang STEM.
Menurutnya program tersebut sangat berarti karena melalui kemitraan kami dengan Girls in Tech, Hacktiv8, dan inisiatif mereka, kami telah melihat secara langsung potensi besar perempuan Indonesia di sektor ini.
“Antusiasme dan minat terhadap teknologi juga ditunjukkan oleh banyaknya peserta yang mengikuti prakarsa tindak lanjut: Tech-Talk Series,” tambah Ben.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: