Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dear Ustad Somad, Dengar Yah: Saya Sering Diundang ke Gereja, Iman Saya Gak Berubah

        Dear Ustad Somad, Dengar Yah: Saya Sering Diundang ke Gereja, Iman Saya Gak Berubah Kredit Foto: Instagram/Denny Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial, Denny Siregar ikut merespons soal pendapat beberapa pihak soal larangan umat Islam masuk ke Gereja.

        Diketahui, publik sempat hebih membicarakan Gus Miftah atau Maulana Habiburahman atau Gus Miftah yang memberikan ceramah di Gereja Bethel Indonesia (GBI), dan menilai kegiatan yang dilakukan Gus Miftah sebagai kafir. Baca Juga: Ustad Somad Bilang Haram Muslim ke Gereja, Tapi Anies Masuk Gereja, Saya Dukung Mas Anies Aja

        Terlebih, komentar Ustad Abdul Somad (UAS) ikut disorot lantaran menyebut hukum seorang muslim masuk ke dalam gereja adalah haram. 

        Karena itu, Denny Siregar menilai hal biasa dan tidak ada masalah menganggap hal biasa dan tidak ada masalah soal muslim masuk ke Gereja.

        “Saya dulu sering banget diundang ke Gereja. Dan oke oke saja, gada masalah. Bahkan iman saya juga gak berubah. Pihak pengundang tahu saya beragama Islam. Tapi mereka juga asik-asik aja. Justru ketika diundang itulah saya menyampaikan misi persahabatan saya,” tulisnya dalam akun Facebooknya, seperti dilihat Kamis (6/5/2021).Baca Juga: Kata Ustad Somad Muslim Masuk Gereja Haram, Ustad, Lihat Postingan DS? Mas Anies Foto di Gereja Lho

        Lanjutnya, dengan mengahadiri undangan dari pihak Gereja, maka akan terjalin persahabatan antara umat beragama.

        “Apakah begitu penting saya harus memenuhi undangan pihak Gereja? Sangat penting. Karena saya tidak ingin ada kesalahpahaman antar umat beragama hanya karena ulah segelintir manusia,” katanya.

        “Dengan bersahabat itulah kita melindungi banyak umat muslim di daerah yang mereka minoritas, supaya tidak terjadi gesekan yang dilakukan oknum-oknum beragama Islam di daerah lain, hanya karena mereka merasa mayoritas,” sambungnya.

        Selain itu, ia juga mengatakan dirinya sangat bersahabat dengan antar umat berbeda agama itu penting. Begitu juga yang berbeda suku dan ras.  

        “Sekali sekalilah datang ke Gereja, Vihara, Kelenteng ataupun rumah ibadah agama yang berbeda lainnya. Disana kalian akan melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan manusia dengan perbedaannya dan kita diperintahkan untuk belajar dari itu semua,” cetusnya.

        Sebelumnya, UAS sempat menyinggung hukum seorang muslim yang mendatangi tempat ibadah agama lain. Jika merujuk pada mahzab Syafi'i, UAS mengatakan hukumnya adalah haram bagi seorang muslim untuk masuk ke dalam rumah ibadah yang di dalamnya terdapat berhala.

        Baca Juga: Dengar Nih Omongan Denny Tegas dan Jelas: Novel Si Penyidik Hanya Jongos, KPK Itu Lembaga Resmi

        Baca Juga: Emang Enak! Apes Berjilid-jilid, Bomber Gereja Katedral Makassar Honeymoon-nya di Neraka

        "Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. Haram! Karena Nabi tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam (tempat) itu ada berhala. Maka dalam Islam, mazhab Syafi'i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala," kata ustad Somad dilansir dari kanal YouTube pribadi saat dimintai tanggapan tentang film The Santri ketika ada adegan santri membawa tumpeng masuk ke Gereja, Rabu (5/5/2021).

        Lanjutnya, UAS mengatakan jika umat muslim dan nonmuslim telah lama hidup berdampingan. Namun, menurutnya tidak bisa berdampingan dalam urusan ibadah.

        "Tapi kalau sudah dalam urusan ibadah, ritual, tak ada tawar-menawar. Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan mana toleransi mana telur asin. Itu harus bisa dibedakan. Jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan dan akidah," tegasnya.

        "Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita nonmuslim karena kita sudah lama bertetangga. Kita semua bisa menerima berkawan besar," bebernya.

        Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini penceramah Gus Miftah menjadi sorotan publik usai dirinya memberi nasehat di Gereja Bethel Indonesia Amanat Agung. Bahkan, banyak pihak yang menyebut dirinya kafir.

        Adapun, Gus Miftah menegaskan acara yang diberikan kepadanya itu adalah orasi kebangsaan di peresmian gereja, bukan dalam rangka peribadatan.

        "Setelah beredar orasi kebangsaan saya di sebuah gereja di Jakarta Utara, tepatnya di GBI Penjaringan atas undangan panitia, saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Mas Anies Baswedan, Sekjen PBNU Gus Helmy, dan beberapa tokoh agama ada FKUB lah, dan itu atas undangan mereka," kata Gus Miftah sebagaimana dilihat dalam akun Instagramnya, Senin (3/5).

        "Acara yang diberikan ke saya pun judulnya orasi kebangsaan dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan. Gara-gara itu kemudian saya dihujat netizen dengan mengatakan, Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal," tuturnya.

        Gus Miftah mengaku tidak marah atas hujatan itu. Ia justru mengucap syukur. Namun, ia menegaskan dirinya diberi anugerah oleh Allah SWT untuk menjadi pembimbing ratusan orang yang bersyahadat atau memeluk agama Islam. Karenanya, ia heran ketika ada netizen yang mengecapnya kafir atau sesat.

        "Gus Miftah marah? Enggak. Saya bersyukur Alhamdulillah. Saya hanya mikir begini, orang seperti saya yang kebetulan dikasih oleh Allah menjadi orang yang mampu membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi mualaf hanya karena video tersebut saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," pungkas Gus Miftah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: