Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Imam' Gobel Memimpin Tarawih di Gorontalo

        'Imam' Gobel Memimpin Tarawih di Gorontalo Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rumah kediaman Rachmat Gobel di Gorontalo, di daerah Tapa, Hubulo, selalu ramai jika ia sedang ada di sana. Rumahnya merupakan satu kesatuan dengan beberapa bangunan lainnya. Di bagian inti adalah rumah kediaman, di depan ada rumah adat dan bangunan yang seperti aula.

        Di sisi kiri ada masjid. Bangunan yang mirip aula ini dijadikan tempat jika ada kegiatan besar seperti buka bersama atau pertemuan-pertemuan. Namun, selama satu pekan Gobel ada di Gorontalo, bangunan ini juga berfungsi spesial. Apa itu?

        Bangunan itu difungsikan untuk Salat Tarawih berjemaah. Ini karena masjid di sebelah sudah penuh oleh jemaah. Sedangkan tamu-tamu yang datang ke Gobel selalu mengantre. Apalagi ia juga mengadakan buka puasa bersama, misalnya dengan ulama, pimpinan ormas keagamaan, dan rektor perguruan tinggi di Gorontalo.

        Baca Juga: Rachmat Gobel Akan Rancang Kawasan Ekonomi Halal di Gorontalo

        Ia juga mengadakan tarawih bersama dengan para sopir taksi. Karena itu Gobel mengadakan Salat Isya dan Salat Tarawih berjemaah sendiri, tidak bergabung dengan jemaah di masjid di sebelahnya. Apalagi masjid itu memang tak terlalu besar.

        Jika ada tamu yang hendak pulang, Gobel mencegahnya. "Salat Tarawih di sini saja. Masa Bapak tidak mau ngasih pahala ke saya," kata Gobel merayu. Maka tamu yang hendak pulang pun bergabung dengan jemaah yang lain.

        Di antara jemaah yang rutin hadir adalah Bupati Bone Bolango, Hamim Pou. Ia juga merupakan Ketua DPW Partai Nasdem Gorontalo. Jemaah lainnya adalah Rustam Akili, mantan ketua DPRD Gorontalo. Profesor Ahmad Baedowi, salah satu Ketua Partai Nasdem, yang juga aktivis di ormas keagamaan Mathlaul Anwar, yang sedang berkunjung ke Gorontalo juga sempat bergabung untuk menjadi makmum.

        Gobel sendiri yang menjadi imam Salat Isya dan Tarawih tersebut. Surat andalan yang dibacanya adalah Ar Rahman. Surat yang terkenal dengan frasa fabiayyi aalaa-irabbikumaa tukaddzibaan (maka nikmat Tuhan yang manakah yang hendak kau dustakan) itu menjadi andalan untuk menjadi bacaan Salat Tarawih. Surat yang terdiri atas 78 ayat itu dipecah sehingga selesai dalam delapan rakaat Salat Tarawih. Adapun bacaan andalah untuk Salat Witir adalah Al A’la, atau oleh awam disebut surat Sabbichis. Di Jakarta, Gobel juga menjadi imam Salat Tarawih berjemaah dengan keluarganya di rumah, dengan makmum istri, anak, dan ibu sambungnya.

        Keluarga Gobel memang memiliki sejarah kedekatan dengan kegiatan keagamaan. Ayahnya, Thayeb Mohammad Gobel, selain dikenal sebagai industriawan pertama Indonesia, juga aktivis Islam. Ia aktif di Syarekat Islam. Inilah organisasi yang melahirkan tokoh cemerlang HOS Tjokroaminoto. Tjokro adalah guru para pendiri bangsa, salah satunya Sukarno. Thayeb Gobel juga ikut menjadi pendiri dan pentolan PPP di masa Orde Baru. Ia juga mendirikan pesantren Hubulo di Gorontalo, berdiri pada 1989 setelah lima tahun ia meninggal namun sudah dicita-citakan sejak 1979.

        Pesantren ini terletak di lembah yang dikelilingi bukit sehingga memiliki lanskap yang indah dan hijau. Sungai Bolango melintas di dekatnya. Di salah satu bukit yang kecil terletak kuburan keluarga Gobel. Kuburan ini secara adat hanya boleh diisi oleh yang berdarah Gobel, sehingga istri atau suami dari pasangan berdarah Gobel pun tak bisa dikubur di bukit ini.

        Di bukit kecil itu juga terdapat musala tua. Kompleks kuburan di bukit kecil itu memang sudah berusia hampir tiga abad. Pendiri trah Gobel adalah Hubulo. Ia seorang raja Bolango yang berkuasa pada 1752-1772. Ia memiliki gelar Aulia Salihin, orang saleh awal. Ia lahir pada 1709 dan wafat pada 1793. Hubulo memang seorang aulia, salah satu perintis penyebar agama Islam di Gorontalo.

        Menurut kisah, ia memiliki darah Aceh. Hubulo adalah keturunan kesembilan dalam silsilah raja Bolango. Naiknya Hubulo ini menjadi pertanda perubahan besar pada masyarakat Bolango, yaitu masuknya agama Islam di dalam kerajaan. Hingga kini, seperti juga di tanah Melayu, di Gorontalo berlaku pepatah "Adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan Kitabullah." Tak heran jika kini Gorontalo mentasbihkan diri sebagai “Serambi Madinah”, seperti Aceh menjadi “Serambi Mekah”.

        Selain raja, Hubulo juga seorang ulama. Ia dikenal sebagai peletak dasar islamisasi di Bolango sehingga diberi gelar aulia salihin. Raja Hubulo dikenal sebagai raja yang kharismatis sehingga keturunannya banyak menjadi pembesar di kerajaan-kerajaan lain di Gorontalo. Dari kata Hubulo inilah kemudian bermutasi menjadi Gobel.

        Orang Belanda mengalami kesulitan dalam mengucapkan Hubulo. Kata Hubulo berubah menjadi bunyi Hubel, yang jika ditulis dalam Bahasa Belanda menjadi Gobel. Hubulo sendiri merupakan pengucapan dialek Gorontalo dari kata Chubbulloh, yang artinya “Cinta Allah”, kekasih Allah. Nama-nama Gorontalo memang banyak didominasi akhiran “O”.

        Perlu sedikit diceritakan bahwa suku Bolango terbentuk pada abad ke-14. Suku ini dikenal sebagai masyarakat pengembara. Ada yang menyebutkan mereka berasal dari Pulau Batang Dua, di Ternate, Maluku Utara. Setelah mengembara ke berbagai tempat, mereka menetap di Tapa – rumah keluarga Rachmat Gobel berada di Tapa pada abad ke-17.

        Setelah menetap, suku pengembara ini membentuk kerajaan. Kerajaan ini merupakan salah satu dari lima persekutuan kerajaan di Gorontalo. Akibat kekuasaan kolonial Belanda yang kian eksesif, pada abad ke-19 kerajaan Bolango bermigrasi ke Bolaang Mongondow. Sedangkan istananya di Tapa kini menjadi rumah adat yang berada di kompleks rumah keluarga Rachmat Gobel.

        Itulah sedikit riwayat moyang Rachmat Gobel. Kembali ke kegiatan Gobel di Gorontalo, yang diadakan di masa reses DPR. Reses yang bertepatan dengan bulan Ramadan ini ia manfaatkan untuk berbagai kegiatan. Ia membagikan bibit ke petani, silaturahim dan buka bersama dengan masyarakat Kabupaten Boalemo, buka bersama dan konsolidasi dengan Partai Nasdem, memberikan bingkisan lebaran ke masyarakat, ceramah di kampus Universitas Gorontalo tentang entrepeneurship dan kewaspadaan terhadap investasi ilegal, menjadi keynote speaker tentang keuangan syariah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan lain-lain. Namun, setiap pagi ia menolak segala kegiatan karena ia khususkan untuk tadarus.

        Ia memiliki kegelisahan terhadap kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan ekonomi di tingkat akar rumput di Gorontalo. Tingkat putus sekolah di Gorontalo adalah yang tertinggi di Indonesia. Karena itu ia memperjuangkan penambahan kuota beasiswa untuk pelajar di Gorontalo. Saat ini Gorontalo mendapat 1.800 beasiswa dan akan ditingkatkan menjadi 10 ribu beasiswa.

        Baca Juga: Rachmat Gobel Minta Pemerintah Tetapkan Status KLB di Bencana NTT

        “Pembangunan sumber daya manusia ini sangat penting. Jangan kita fokus ke ekonomi, lalu ekonomi tumbuh tapi yang menikmati orang dari daerah lain karena SDM kita kalah bersaing,” katanya di hadapan para rektor dan ulama.

        Gorontalo juga menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia, dengan mayoritas berprofesi sebagai petani, peternak, dan nelayan. Untuk itu, Gobel akan meningkatkan posisi mereka untuk bersatu dalam wadah koperasi. Koperasi ini akan menjadi penyedia pupuk, bibit, dan bermacam peralatan pendukung serta menjadi offtaker hasil panen. “Sehingga petani fokus bercocok tanam. Tidak disibukkan dengan hal-hal yang bukan domain mereka,” kata Gobel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: