Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astaghfirullah... Sheikh Masjid Al-Aqsa Sampai Teriak Minta Bantuan Dunia Islam

        Astaghfirullah... Sheikh Masjid Al-Aqsa Sampai Teriak Minta Bantuan Dunia Islam Kredit Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
        Warta Ekonomi, Yerusalem -

        Direktur Masjid al-Aqsa memohon bantuan melalui pengeras suara dari dunia Islam di tengah serbuan polisi Israel ke situs suci tersebut. Sheikh Omar al-Kiswani mengatakan, Masjid al-Aqsa sedang diserang Israel.

        "Ekstremis Yahudi tidak akan memasuki Haram al-Sharif (bangunan utama al-Aqsa) sebelum menginjak tubuh kita," kata dia menegaskan.

        Baca Juga: Dengar Nih! Partai Nasionalis Turki Bicara Kekerasan Israel di Masjid Al-Aqsa

        Menyatakan bahwa polisi Israel melanggar kesucian Haram al-Sharif, dia lalu bertanya kepada dunia Islam, "Di mana kehormatanmu?"

        Polisi Israel pada Senin menyerbu Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan menyerang orang-orang Palestina yang berjaga untuk mencegah serangan oleh ekstremis Yahudi. Sumber medis mengatakan kepada Anadolu Agency, ratusan orang terluka selama serangan Israel dan 50 dari mereka dibawa ke rumah sakit.

        Ekstremis Yahudi memutuskan menyerbu Masjid al-Aqsa untuk merayakan Perang Enam Hari pada 1967, saat Israel menduduki Yerusalem Timur dan menyebut peristiwa itu sebagai "Hari Yerusalem" menurut kalender Ibrani.

        Organisasi Yahudi ekstremis menyerukan penggerebekan Masjid al-Aqsa pada Ahad dan Senin untuk merayakan hari itu. Masjid al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam, sedangkan rang-orang Yahudi menyebut daerah itu "Gunung Kuil", mengeklaimnya sebagai situs dari dua kuil Yahudi pada zaman kuno.

        Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Pada 1980, Israel menduduki seluruh wilayah kota, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

        Di sisi lain Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dengan tegas menolak tekanan internasional agar tidak membangun di Yerusalem.

        Pernyataan ini keluar setelah beberapa hari kerusuhan dan meningkatnya kecaman internasional atas pengusiran paksa warga Palestina dari rumah-rumah di kota yang diklaim oleh pemukim ilegal Yahudi.

        "Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem.  Saya menyesal, tekanan ini telah meningkat akhir-akhir ini," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi sebelum peringatan nasional penjajahan Israel atas Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967.

        Baca Juga: Israel Tingkatkan Lagi Ketegangan Setelah Keluarnya Ucapan Netanyahu Ini

        Baca Juga: Palestina Cap Tindakan Barbar Israel Bentuk Rasisme Terkeji

        Baca Juga: Alert! Situasi Memanas, Usai Israel Renggut Nyawa 20 Orang Termasuk 9 Anak dan Komandan Hamas

        Baca Juga: Zionis Serang Jemaah Al-Aqsa, Partai Gelora Kutuk Keras Kebiadaban Israel

        "Saya juga mengatakan kepada yang terbaik dari teman-teman kita: Yerusalem adalah ibu kota Israel dan sama seperti setiap negara membangun ibu kotanya dan ibu kotanya, kita juga memiliki hak untuk membangun di Yerusalem dan membangun Yerusalem.  Itulah yang telah kami lakukan dan itulah yang akan terus kami lakukan," tambahnya.

        Seperti dilansir dari Al Jazeera, komentar Netanyahu ini dikatakan pada Minggu (9/5/2021), bersamaan dengan keputusan Kementerian Kehakiman Israel menunda sidang penting pada Senin tentang kasus penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

        "Dalam semua situasi dan sehubungan dengan permintaan jaksa agung, sidang reguler untuk besok, 10 Mei 2021 dibatalkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

        Ketegangan di lingkungan Sheikh Jarrah telah memicu konflik dalam beberapa hari terakhir, termasuk ketegangan di Al-Aqsa. Washington mengaku sangat prihatin dan menginginkan pihak berwenang untuk mendekati penduduk dengan belas kasih dan rasa hormat.

        Yerusalem Timur adalah salah satu wilayah yang diinginkan Palestina sebagai ibu kota di masa depan.  Negosiasi kenegaraan yang disponsori AS dengan Israel terhenti pada 2014.

        Israel menganggap semua Yerusalem sebagai ibukotanya, sebuah status yang sebenarnya tidak diakui di luar negeri. AS pun telah memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui wilayah itu sebagai milik Israel. Netanyahu mengaku Israel mengizinkan kebebasan beribadah.

        "Kami tidak akan membiarkan elemen ekstremis mengganggu perdamaian di Yerusalem. Kami tidak akan mengizinkan kerusuhan yang disertai kekerasan," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: