Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Varian Baru, Satgas Covid-19: Hindari Penularan, Cara Pencegahannya Sama

        Ada Varian Baru, Satgas Covid-19: Hindari Penularan, Cara Pencegahannya Sama Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kehadiran varian baru dari mutasi Covid-19 menarik perhatian masyarakat Indonesia, termasuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Pasalnya, pengamatan terhadap varian baru tersebut masih dalam kajian sehingga banyak hal yang belum bisa dipastikan, termasuk soal tingkat penularan dan dampaknya terhadap efektivitas vaksin.

        Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry Harmadi menegaskan, untuk mencegah terjadinya mutasi secara masif, masyarakat harus meminimalisir kemungkinan penularan.

        "Jadi ketika virusnya menginfeksi seseorang, berpotensi terjadi kesalah pada diri manusia dan terjadilah mutasi virus. Nah yang paling penting itu cara pencegahannya sama, kan kita tidak bisa mengontrol virus" kata Sonny pada diskusi daring, Sabtu (22/5/2021).

        Baca Juga: Bikin Geger Publik, Pakar Virus India Putuskan Resign dari Satgas Covid-19 Pemerintah

        Lebih lanjut Sonny mengatakan, mutasi virus memang menjadi perhatian akan tetapi strategi untuk menghadapinya sama: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

        Sonny menjelaskan saat ini kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (prokes) semakin menurun. Per 21 Mei 2021, kasus aktif bertambah 610 kasus sehingga total kasus Covid-19 menjadi 88.439 kasus. Positivity rate di Indonesia masih berada di kisaran 10-12 persen.

        "Lebih rendah dari tiga bulan lalu tapi masih jauh dari target kita di bawah lima persen," tukas Sonny.

        Kelonjakan kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh peningkatan mobilitas yang diikuti penurunan kepatuhan prokes. Contohnya setelah libur panjang pada Januari lalu, tingkat kepatuhan prokes hanya sekitar 40-43 persen. Hal itu menyebabkan terjadinya lonjakan kasus tertinggi pada awal Februari 2021.

        "Kan kita tidak bisa mengontrol virus, droplet atau aerosoldapat terlempar hingga jarak dua meter, maka menggunakan masker dan menjaga jarak adalah proteksi terbaik," tegas Sonny.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: