Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pak Jokowi, Anak Buah AHY Bilang Rakyat Bosen dengan Janji Bapak Soal Ekonomi Bombastis

        Pak Jokowi, Anak Buah AHY Bilang Rakyat Bosen dengan Janji Bapak Soal Ekonomi Bombastis Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief meminta pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak mengumbar janji perihal target pertumbuhan ekonomi.

        Menurut Anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini, rakyat sudah bosan dengan janji tersebut. “Rakyat bosan dengan janji pertumbuhan bombastis 7 persen,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Senin (24/5/2021). Baca Juga: Bertanya Sikap Jokowi ke Palestina, Andi Arief Ungkit Bantuan AS Rp28,5 T Jika Mau Baik ke Israel

        Lanjutnya, ia pun meminta kepada pemerintah untuk menjelaskan secara transparan kebijakan penanganan Covid-19.

        “Saatnya bicara terus terang soal penanggulangan covid dg berbagai skenario, jelaskan tentang menyelamatkan rakyat dari kemiskinan dan pengangguran, saatnya jelaskan nasib anak2 kami yg tidak bersekolah secara normal,” pintanya.

        Baca Juga: Demokrat: Percuma Elektabilitas Tinggi Tapi Tak Punya Tiket Capres, Sindir Anies atau Ganjar?

        Tak hanya itu, ia juga berharap pemerintah mengungkapkan juga soal kondisi keuangan negara saat ini.Baca Juga: Masuk Tiga Besar Capres, Demokrat Elu-elukan AHY Harapan Baru Rakyat

        “Pak Jokowi harusnya jelaskan kondisi keuangan negara dan rencana apa untuk menanggulangi covid ini serta sampai kapan. Bukankah Perpu yg sudah jadi UU sdh berikan kekuasaan budget penuh melawan covid dan pelemahan ekonomi, koq ujug2 ada PPN, Tax amnesti dll. Perlu keterbukaan,” tegasnya.

        Adapaun sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pada kuartal kedua 2021 saat yang menentukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

        Kepala Negara menyebut ekonomi Indonesia harus bisa mencapai lebih dari 7 persen pada kuartal kedua ini.

        “Hati-hati di kuartal kedua tahun ini, berarti bulan April, Mei, Juni ini sangat menentukan sekali pertumbuhan ekonomi kita bisa melompat naik atau tidak,” ujar dia.

        “Kalau tidak, kuartal berikutnya kita akan betul-betul sangat berat. Kita harus bisa meningkatkan, menaikkan paling tidak di atas 7 persen di kuartal kedua,” tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: