Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal TWK Ditanya Pancasila atau Alquran, Jawaban Petinggi GP Ansor Lantang: Tentu Pilih...

        Soal TWK Ditanya Pancasila atau Alquran, Jawaban Petinggi GP Ansor Lantang: Tentu Pilih... Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Pengurus Pusat (PP) GP Ansor Bidang Ekonomi, Sumantri Suwarno, ikut memberikan komentar terkait polemik sejumlah pertanyaan dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ada beberapa pertanyaan yang menjadi sorotan antara lain soal lebih pilih Pancasila atau Alquran?

        Terkait itu, ia pun mengatakan jika pertanyaan tersebut dari lembaga pemerintah maka jawabannya adalah Pancasila. Sebab, menurut dia, perihal agama adalah ranah privasi.

        Baca Juga: UOB Hadirkan TMRW untuk Dukung Inklusi Keuangan di Era Ekonomi Digital

        "Kalau di-test lembaga pemerintah, ditanya memilih Pancasila atau agama, tentu yang relevan adalah memilih Pancasila. Agama adalah ruang privat yang tidak bersifat opsional. Ketika seseorang beriman maka agama bukan opsi yang bisa digeser dengan pilihan lain," cuitnya dalam akun Twitter @mantriss seperti dilihat di Jakarta, Kamis (3/6/2021).

        Lanjutnya, ia menilai tidak masuk akal jika dijawab Alquran karena pertanyaan itu untuk menguji peserta yang akan mengabdi kepada negara, bukan agama.

        "Kalau jawabannya mengutamakan agama sebagai abdi negara. Agama yang mana, madzab yang mana? Bagaimana bisa bekerja sama dalam tim yang agamanya berbeda, atau melayani kepentingan publik yang beragam?" katanya lagi.

        Baca Juga: Kisruh TWK di Tubuh KPK, Harun Masiku Makin Sulit Ditangkap

        Baca Juga: AHY Bicara Demokrasi Sehat dan Korupsi, Sentil TWK KPK yang Tak Relevan dengan Tugas

        Baca Juga: Duga TWK KPK Benturkan Agama dan Kebangsaan, PKS Minta Hal Ini ke Presiden Jokowi

        Lebih lanjut, ia mengatakan di ruang publik yang lebih mengikat adalah nilai-nilai Pancasila yang kemudian diwujudkan dalam aturan hukum.

        "Makanya kalau di saat shalat dzuhur, tidak shalat pun kita tidak dipenjara meskipun wajib hukumnya dalam agama," tukas dia.

        Adapun soal pertanyaan tentang doa qunut subuh dan jilbab, ia menilai pertanyaan itu sudah lewat batas.

        "Menurut saya sih offside kalau betul ada urusan jilbab dan qunut," tukasnya.

        Baca Juga: UOB Hadirkan TMRW untuk Dukung Inklusi Keuangan di Era Ekonomi Digital

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: