Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Punya Ferrari dan Helikopter, Siapa Sangka Crazy Rich Malang Dulunya Jualan Keset

        Punya Ferrari dan Helikopter, Siapa Sangka Crazy Rich Malang Dulunya Jualan Keset Kredit Foto: Instagram/shandypurnamasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri MS Glow dan Juragan 99, Gilang Widya Pramana dan Shandy Purnama mengisahkan awal mula mereka merintis bisnisnya. Hal tersebut diungkap dalam video YouTube bertajuk "Kisah Sepasang Muda Mudi Yang Merintis Karir dari Nol Sampai Beli Ferrari Di Usia 27 Tahun| MS GLOW".

        Shandy yang berasal dari Surabaya, saat berkuliah di Universitas Airlangga, Shandy biasa jalan-jalan ke luar kota dengan teman-temannya. Suatu hari, Shandy bertemu dengan Gilang karena Gilang mengurus sebuah tour travel ke Karimun Jawa.

        Saat itu, Shandy dan Gilang baru sama-sama putus cinta dan akhirnya saling melengkapi hingga menikah. Shandy mengaku, ia terkagum-kagum dengan Gilang karena meski kuliah, Gilang sudah memiliki tempat cuci motor dan mobil, bahkan nyambi freelance sebagai tour guide. Shandy melihat sosok Gilang yang pekerja keras yang akhirnya ia pun jatuh cinta.

        Baca Juga: Jatuh Bangun Dirikan MS Glow, Maharani Kemala Ungkap Awal Mula Berbisnis Hanya untuk Kuliahkan Adik

        Dari latar belakang, ayah Shandy adalah penyuplai dagangan-dagangan ke toko, sementara ayah Gilang adalah seorang PNS. Ayah Gilang tidak menyarankan anaknya untuk menjadi PNS karena menurutnya, menjadi PNS itu 'begitu-begitu saja'. Sehingga, Gilang diarahkan untuk menjadi pengusaha.

        Gilang mengaku saat awal merintis usaha, ia tidak memiliki modal. Ada kalanya ia meminjam, ada kalanya ia negosiasi terkait pembayaran. Karena itu, memulai usaha bukan membutuhkan modal, tetapi tekad yang kuat seperti Gilang. Ia sendiri sempat bekerja di bank bagian marketing sambil merintis usaha-usahanya.

        Saat bertemu dengan Shandy, Gilang masih merintis tempat cuci mobil dan motor yang menggunakan salju (foam). Karena sedang ngetren, terutama di kota kecil Probolinggo, orang-orang tertarik untuk mencuci kendaraan di tempat Gilang. Akhirnya, Gilang dan Shandy pun inisiatif membuka franchise, dan ternyata banyak yang membeli. Pendapatan Gilang saat itu pun hanya Rp1 jutaan per bulan. Gilang mengaku, ia banyak membaca buku tentang bisnis untuk kemudian terpikir membuka franchise.

        Gilang dan Shandy bercerita, bahwa mereka tak lama berpacaran. Setelah empat bulan bertemu, mereka langsung mengadakan lamaran dan dua bulan kemudian langsung menikah. Setelah itu, proses pengenalan mereka pun berlanjut setelah menikah.

        Lalu, bisnis mereka pun berlanjut. Selain bisnis cucian mobil, mereka berjualan keset seharga Rp5 ribu. Bahannya dibeli oleh Gilang dengan harga Rp300-500 perak. Shandy sendiri mengaku sempat malu karena bisnis keset itu tidak bergengsi, terlebih Shandy adalah Sarjana Ekonomi.

        Gilang sendiri karena bermental pengusaha paling tidak bisa melihat istrinya menganggur. Ia selalu mendorong Shandy untuk melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan uang, salah satunya dengan membantu Gilang.

        Bahkan, Gilang sampai membuatkan Shandy akun Instagram, Facebook, dan lain-lain mengajak Shandy untuk berjualan online. Gilang membelikan Shandy iPad dan motor Scoopy bermodalkan gelang emas dari mahar pernikahan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: