Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cryptocurrency Baru AquaGoat untuk Pembersihan dan Konservasi Laut

        Cryptocurrency Baru AquaGoat untuk Pembersihan dan Konservasi Laut Kredit Foto: Indodax
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebuah mata uang digital baru atau cryptocurrency baru hadir dan didedikasikan untuk pembersihan lautan dan konservasi laut. Bahkan saat ini sudah mulai membangun kredensialnya yang biru. Salah satu langkah yang dilakukan AquaGoat adalah pergolakan koral yang tahan dengan perubahan iklim. Terutama berada di kawasan Kepulauan Bahama dan beberapa lumba-lumba di perairan California.

        "Selama beberapa abad terakhir demi perubahan dan pertumbuhan masyarakat, lingkunganlah yang akhirnya menjadi korban," kata Patrick Aberin dari AquaGoat dalam wawancaranya dengan Straight via telepon.

        Baca Juga: Pintu Platform Cryptocurrency Berhasil Peroleh Putaran Pendanaan dari Beberapa Modal Ventura

        Berbasis melalui Metro Vancouver, posisi Aberin saat ini adalah sebagai manajer proyek Cryptocurrency yang sudah diluncurkan sejak 7 April tahun ini..

        Ia adalah orang yang menggambarkan bahwa AquaGoat merupakan Cryptocurrency pertama yang berpusat di lautan. Aberin juga menjelaskan bahwa sebagian transaksi yang berjalan selama ini akan secara otomatis dimasukkan ke AquaGoat Ocean Blue Fund.

        Ia juga mengatakan bahwa saat ini komunitasnya telah banyak menyumbang ke berbagai event. Kurang lebih sudah mengeluarkan uang sebesar 19.500 dolar Amerika Serikat dari Ocean Blue Fund.

        Dana yang sudah ada nantinya akan disumbangkan ke berbagai organisasi Internasional. Misalnya ada The Ocean Cleanup, Sea Shepherd Conservation Society, Coral Vita, Ocean Conservation Society, and Blue Marine Foundation.

        Saat ini Coral Vita berada di kawasan Bahama, Organisasi ini bekerja dengan membudidayakan terumbu karang yang tahan dengan perubahan iklim. Tentu saja memiliki tujuan untuk membantu revitalisasi terumbu karang yang telah rusak.

        Sam Teicher merupakan salah satu pendiri sekaligus kepala petugas mengatakan kepada Straight dalam sebuah catatan bahwa pihak AquaGoat sudah memberikan bantuan berupa pengadopsian terumbu karang milik Coral Vita. Adanya bantuan ini sebagai upaya pengembalian terumbu karang yang sudah rusak.

        Teicher juga menjelaskan bahwa dirinya mulai bergerak untuk menengok Cryptocurrency yang mampu memberikan manfaat pada model serta platform mereka. Pasalnya cryptocurrency bisa memberikan bantuan berupa dana sekaligus motivasi terhadap lingkungan serta sosial.

        Mengingat bahwa terumbu karang merupakan salah satu aset terbesar di planet bumi. Hal tersebut akan menyeimbangkan biota bawah air. Dimana semuanya berpadu menjadi satu untuk menjaga ekosistem lingkungan tetap baik-baik saja.

        Perlu diketahui bahwa terumbu karang bisa mendukung sebanyak 25% dari keseluruhan kehidupan dalam laut. Terumbu karang menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi biota laut. Tak hanya itu, rupanya terumbu karang bisa menghasilkan 30 miliar dolar Amerika Serikat untuk kebutuhan pariwisata di dunia.

        Bahkan mampu melindungi komunitas pesisir dari adanya risiko yang berbahaya. Misalnya seperti ombak badai serta berbagai bencana alam yang tidak terduga.

        Namun, ekosistem ini kurang terdukung dengan baik. Pasalnya dipengaruhi oleh perubahan iklim, banyaknya pencemaran air laut, dan aktivitas manusia yang terlalu berlebihan.

        Coral Vita mencatat bahwa dunia sudah kehilangan sebanyak 50% dari terumbu karang di berbagai wilayah. Hal ini sudah cukup lama yaitu beberapa dekade terakhir.

        Hal tersebut mendukung gagasan para ilmuwan yang memperkirakan sebanyak 90% dari terumbu karang akan mati pada tahun 2050. Tentu saja ada faktor di dalamnya yang bisa menyebabkan kematian terumbu karang.

        Faktor utama yang bisa menyebabkan hancurnya terumbu karang adalah adanya perubahan iklim dan akibat ulah manusia.

        Melalui sebuah wawancara telepon, Aberin mengatakan bahwa komunitas cryptocurrency-nya bisa berjalan dengan baik. Sehingga bisa melihat perkembangan terumbu karang baru yang sudah diberikan dana. Nantinya bisa berkembang sebagai habitat kehidupan laut yang baru.

        Laut sudah melepaskan gas karbondioksida menuju ke atmosfer. Asal gas karbondioksida adalah emisi gas bermotor. Adanya karbondioksida yang tinggi bisa menyebabkan peningkatan keasaman dari air laut. Jika hal tersebut terus terjadi maka bisa berdampak negatif pada terumbu karang.

        Charles Saylan yang merupakan direktur eksekutif Ocean Conservation Society, memberikan penjelasan pada Straight terkait AquaGoat. Rupanya mereka telah mengadopsi lumba-lumba dari sebuah grup di California.

        "Program adopsi ini fokus terhadap lumba-lumba yang hidup bebas di perairan California," tegas Saylan.

        Ia juga menjelaskan bahwa grupnya sudah melacak dan mengidentifikasi lumba-lumba pada area studi yang selama ini dijalankan. Tentu saja program ini adalah penggalangan dana yang masih berjalan. Bahkan program ini juga sudah berjalan beberapa tahun lamanya.

        Dulunya Aberin masih belum bergabung dengan AquaGoat. Hanya saja ia memutuskan untuk bergabung. Aberin pernah bekerja di perusahaan yang mempromosikan energi bersih dalam bentuk energi matahari.

        Perlu adanya tindakan kepada masyarakat agar mereka menggunakan energi matahari sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan energi terbarukan dengan semaksimal mungkin terutama tenaga listrik.

        Aberin masih ingat betul bagaimana ia mempelajari cryptocurrency.

        "Saya masih ingat betul saat awal diperkenalkannya Bitcoin. Terutama setelah Satoshi Nakamoto merilis white papernya," ceritanya.

        Aberin juga menyatakan ketertarikannya dengan ide sentralisasi moneter digital yang tidak memiliki batas serta otoritas pasti. Hal ini terlihat sebagai masa depan uang yang sesungguhnya.

        Saat Aberin menjelaskan semuanya pada Straight, perkumpulannya sedang ada jadwal untuk melakukan pertemuan secara online dengan Haribon Foundation.

        Haribon merupakan salah satu perintis organisasi lingkungan yang berasal dari Philipina. Organisasi ini memiliki nama Haring Ibon yang berarti raja burung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: