Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemampuan Kebun Sawit Kurangi Emisi Gas Tak Perlu Diragukan

        Kemampuan Kebun Sawit Kurangi Emisi Gas Tak Perlu Diragukan Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kegiatan makhluk hidup di bumi, baik manusia, hewan, bahkan kendaran bermotor dan pabrik-pabrik di seluruh dunia, menghasilkan emisi gas karbondioksida setiap harinya

        Selain mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi, penurunan emisi gas juga perlu dilakukan dengan penyerapan kembali gas rumah kaca tersebut. Setiap tumbuhan, baik tanaman hutan maupun tanaman kelapa sawit, memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari atmosfer bumi.

        Baca Juga: Komitmen Keberlanjutan Industri Sawit Paling Unggul

        Mengutip laman Palm Oil Indonesia, melalui proses fotosintesis yang dilakukan tanaman, karbondioksida dipecah menjadi karbon dan oksigen. Karbon kemudian diproses dan diubah menjadi tubuh tanaman (akar, batang, daun) dan produksi tanaman untuk kebutuhan manusia. Sementara, oksigen dikeluarkan ke atmosfer bumi untuk kehidupan manusia.

        Karena tumbuhan memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari atmosfer bumi dan menghasilkan oksigen ke atmosfer bumi, tumbuhan hijau termasuk kelapa sawit disebut juga sebagai "paru-paru" ekosistem.

        Hasil riset Henson dan PPKS menemukan, setiap hektare kebun sawit secara netto mampu menyerap sekitar 64 ton karbondioksida setiap tahun dan menghasilkan oksigen sekitar 18 ton setiap tahunnya. Sementara, hutan secara netto menyerap sekitar 42 ton karbondioksida dan menghasilkan oksigen sekitar 7 ton. Dengan demikian, untuk fungsi penyerapan karbondioksida dari atmosfer bumi dan produksi oksigen, perkebunan kelapa sawit justru lebih unggul daripada hutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: