Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengatakan bahwa koalisi partainya bersama Partai Golkar dinilainya ideal. Mengingat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold saat ini sebesar 20 persen.
"Banyak yang menyebut koalisi 20 persen Golkar dan Demokrat adalah koalisi ideal," ujar Andi kepada wartawan, Kamis (10/6).
Perjodohan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga merupakan pendapat para pengamat dan imbas dari presidential threshold sebesar 20 persen.
Baca Juga: Bikin Geger, Video Pidato Bos PDIP Jateng Bocor: Siapa Pun Capresnya, Puan Cawapresnya
Kedua pimpinan partai itu, dinilai Andi, saat ini juga tengah berada di posisi yang sama. AHY dan Airlangga disebutnya sedang fokus dalam penanganan pandemi Covid-19 dan mengurus partai.
"Sama seperti Golkar, AHY pun demikian, ini semua masih penjajakan. Airlangga masih sibuk urus ekonomi dan pandemi, AHY masih sibuk konsolidasi partai dan membantu pemerintah atasi pandemi dan soal ekonomi," katanya.
Namun, ia menegaskan bahwa koalisi antara Partai Demokrat dan Golkar belumlah keputusan resmi. Meskipun tak dimungkiri, kedua partai merupakan koalisi yang aman dan nyaman.
"Sekali lagi belum ada pembicaraan resmi di antara kedua partai ataupun dengan partai-partai lain," ucap Andi.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid mengatakan bahwa partainya berkomunikasi dengan banyak sosok dan pihak jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Airlangga disebutnya tidak terpaku pada sosok tertentu yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi.
"Pak Airlangga kan sosok yang mudah kita pasangan dengan semua orang, beliau tidak ada musuh. Kawan banyak, jadi tidak sulit," ujar Meutya.
Baca Juga: Yasonna Berkelakar Ihwal AHY, Politikus Demokrat Langsung Sewot
Ihwal pertemuan Airlangga dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengenakan pakaian berwarna kuning, ia mengaku tak tahu alasannya. Namun partainya disebut membuka peluang jika pria yang akrab disapa Kang Emil itu bergabung.
"Kalau Pak RK pakai baju kuning tanya Pak RK, tapi kita membuka peluang dengan semua," ujar Meutya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti