Nama presiden 2024 mendatang melambangkan air yang mengalir. Sehingga bisa mengairi masyarakat yang sedang berada dalam keadaan gersang. Presiden tersebut hadir untuk memberi kesejukan.
Begitu isi perbincangan antara mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono dengan sosok bersuara perempuan, yang bernama Mbak Tulalit.
Perbincangan penuh canda, tapi serius membahas Pilpres 2024 itu berjudul “Air Mengalir itu Presiden RI Ke 8 Yang Dibutuhkan Masyarakat” dan diunggah di akun YouTube, Poyuono Channel sesaat lalu, Salasa (22/6).
Mulanya Mbak Tulalit meminta Arief Poyuono yang berlatar belakang buruh, politisi, dan penyambung lidah rakyat kecil untuk memberi prediksi mengenai siapa presiden yang akan terpilih di 2024.
Dikutip dari RMOL, Arief Poyuono yang mengenakan batik coklat dan peci lantas menjadikan barang-barang yang ada di depannya sebagai perumpamaan. Barang yang dimaksud adalah secangkir kopi, teko teh, segelas anggur merah, dan sebotol air mineral.
"Presiden 2024 itu air yang putih, bukan kopi, bukan teh, bukan anggur. Semua terbuat dari air putih. Termasuk nasi ganjar. Sego iku soko beras, opo iso dadi sego nek ora ono air putih? (Nasi itu dari beras, apa bisa jadi nasi kalau tidak ada air putih?),” ujarnya.
"Jenenge nduwe air sing mengalir (Namanya punya air yang mengalir). Bisa mensejahterakan rakyat. Mengairi masyarakat dalam keadaan gersang, memberi kesujukan,” urainya lagi.
Secara spesifik, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu menyebut bahwa tokoh yang dimaksud berasal dari Solo, sama seperti Presiden Joko Widodo. Untuk itu, Arief meminta agar yang bukan dari Solo atau keturunan Solo untuk mundur teratur.
"Asale soko Solo meneh. Sing udu trah Solo ojo mimpi (Asalnya dari Solo lagi. Yang bukan trah Solo jangan mimpi),” tegasnya.
Kepada Mbak Tulalit, Arief Poyuono menekankan bahwa presiden 2024 memiliki tantangan yang berat. Sebab dampak Covid-19 saat ini semakin melonjak.
Dia juga mengkritik para kepala daerah yang saat ini justru sibuk pencitraan untuk bisa dicalonkan sebagai capres. Tak ayal, daerah yang mereka pimpin tidak terurus dengan baik dalam penangan Covid-19.
"Akhire daerah okeh sing kena Covid-19 (Akhirnya daerah banya yang kena Covid-19). Iku (itu) tanda-tanda zaman. Jadi ingat pilihlah pemimpin yang melambangkan air. Air, air, mbak,” demikian Arief Poyuono mengakhiri perbincangannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat