Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astaga Naga! Dihantam Kabar Buruk Bertubi-Tubi, Rupiah Hari Ini Ambruk di Sana Sini

        Astaga Naga! Dihantam Kabar Buruk Bertubi-Tubi, Rupiah Hari Ini Ambruk di Sana Sini Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar rupiah ambruk melawan mata uang dunia di kisaran Rp14.400 per dolar AS pada perdagangan spot Rabu, 23 Juni 2021. Dilansir dari RTI, rupiah hari ini tertekan hingga -0,23% ke level Rp14.408 per dolar AS.

        Rupiah pun harus ikut angkat tangan di hadapan dolar Australia (-0,08%). Dua mata uang Eropa ikut membuat rupiah memerah, yakni poundsterling (-0,13%) dan euro (-0,10%). Tekanan terhadap rupiah juga datang dari mayoritas mata uang Asia. Baca Juga: Saham Kembali Bersinar, Harga Emas Antam Hari Ini Ambyar!

        Saat ini, rupiah hanya bisa unggul melawan baht (0,18%). Dengan kata lain, rupiah terkoreksi di hadapan dolar Taiwan (-0,25%), dolar Hong Kong (-0,22%), yuan (-0,18%), yen (-0,10%), won (-0,08%), dolar Singapura (-0,04%), dan ringgit (-0,03%).  Baca Juga: Bahagianya Hidup! Harga Emas Hari Ini, 23 Juni 2021: Melonjak Drastis!

        Tumbangnya rupiah hari ini tidak lepas dari kabar buruk yang datang bertubi-tubi dan menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Diketahui, lonjakan Covid-19 di Indonesia kini semakin ganas. Dalam 24 jam terakhir saja, Satgas melaporkan ada penambahan 13. 668 kasus baru Covid-19. Dengan demikian, sampai dengan 22 Juni 2021, total kasus Covid-19 di Indonesia telah menginfeksi 2.018.113 orang.

        Belum selesai sampai di situ, rupiah harus dihadapkan fakta bahwa utang pemerintah semakin membengkak. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahkan kahawatir pemerintah akan kesulitasn membayar utang dan bunganya karena pertumbuhan utang telah melampaui pertumbuhan PDB nasional. 

        Utang pemerintah tercatat membengkak dari Rp4.778 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp6.074,56 triliun pada tahun 2020. Dan jumlah tersebut masih akan membesar di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

        "Trennya (rasio utang terhadap PDB) menunjukkan adanya peningkatan yang perlu diwaspadai pemerintah," pungkas Ketua BPK, Agung Firman Sampurna, dalam Rapat Paripurna pada Selasa, 22 Juni 2021 kemarin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: