Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bikin Mupeng! Demi Cegah Karyawan Stress, Pengusaha Ini Kasih Libur Satu Minggu Penuh!

        Bikin Mupeng! Demi Cegah Karyawan Stress, Pengusaha Ini Kasih Libur Satu Minggu Penuh! Kredit Foto: Twitter/Forbes
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketika karyawan di seluruh dunia bekerja untuk menyesuaikan diri kembali ke jadwal kantor normal, pendiri perusahaan aplikasi kencan, Bumble justru memberikan karyawannya bonus satu minggu liburan. Ini dilakukan demi mencegah tingkat stress karyawannya.

        Minggu ini, semua Bumble yang berjumlah 700 karyawan dipersilakan berlibur selama satu minggu, dimulai pada 21 Juni), dan dibayar penuh!

        "Seperti semua orang, tim global kami mengalami masa yang sangat menantang selama pandemi," kata juru bicara Bumble yang dikutip dari Entrepreneur di Jakarta, Rabu (23/6/21).

        Baca Juga: Cucu Walt Disney Kritik Keras Miliarder: Ada yang Salah dengan Sikap Mereka

        Pendiri dan CEO Bumble, Whitney Wolfe Herd, telah membuat perusahaan mendapatkan popularitas massal di Eropa dan Amerika Latin.

        Berita liburnya karyawan Bumble datang dari tweet Head of Editorial Bumble, Clare O'Connor, yang mengutip bahwa CEO perusahaan merasakan kelelahan kolektif yang dihadapi oleh karyawan.

        “Di AS khususnya, di mana hari-hari liburan terkenal langka, rasanya seperti masalah besar,” tulis O'Connor di Twitter-nya.

        Bumble dijalankan oleh CEO Whitney Wolfe Herd, yang pernah dinobatkan sebagai miliarder termuda di dunia pada usia 31 tahun setelah perusahaan mengumpulkan USD2,2 miliar (Rp31,8 triliun)usai debut IPO di USD43 per saham.

        Herd juga merupakan salah satu pendiri aplikasi kencan Tinder. Aplikasi Bumble dikenal progresif dan feminis, karena justru wanita di aplikasi harus memulai percakapan setelah dua pengguna dicocokkan satu sama lain.

        Sayangnya, aplikasi kencan Bumble telah membukukan kerugian bersih sekitar USD110 juta (Rp1.590 triliun) pada tahun 2020. Saham turun sekitar 24% dari tahun ke tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: