Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Lagi Dinasti Chaebol, Orang Terkaya di Korea Selatan Kini Pemilik KakaoTalk!

        Bukan Lagi Dinasti Chaebol, Orang Terkaya di Korea Selatan Kini Pemilik KakaoTalk! Kredit Foto: Twitter/FinancialTimes
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Meningkatnya pertumbuhan internet akibat aktivitas orang-orang yang di rumah saja, saham raksasa internet Korea Selatan telah meroket dua kali lipat. Ini menjadikan pendiri KakaoKim Beom-su, menjadi orang terkaya di Korea Selatan.

        Dilansir dari Forbes di Jakarta, Kamis (24/6/21) saham perusahaannya, Kakao naik 110% pada tahun 2021 ini hingga menambahkan USD5,6 miliar (Rp81 triliun) ke kekayaannya.

        Saat Forbes pertama kali mencatat Kim ke dalam daftar, ia berada di peringkat No. 4 orang terkaya di Korea. Kini, Forbes mencatat kekayaannya telah menyentuh USD16,2 miliar (Rp234 triliun), lebih banyak USD3 miliar (R43,3 triliun) dari pendiri Celltrion Seo Jung-jin.

        Baca Juga: Gokil!! Bisnis Minuman Boba, Pasangan Suami Istri Ini Bakal Jadi Miliarder Dunia, Intip Hartanya!

        Pria berusia 55 tahun ini telah menempuh perjalanan panjang sebagai orang terkaya di Korea. Dia dibesarkan di salah satu lingkungan termiskin di Seoul, dan menjadi putra seorang pekerja pabrik pena dan pelayan hotel dengan pendidikan sekolah dasar.

        Kim merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, dan putra tertua yang dibesarkan di apartemen satu kamar oleh nenek mereka karena orang tua mereka bekerja untuk mencari nafkah. Namun, Kim tak patah arang atas kehidupannya. Ia bekerja keras membiayai kuliahnya dengan menawarkan les privat. Ia bahkan terkadang melewatkan makan untuk menghemat uang.

        Karena paham pahitnya kehidupan, pada bulan Maret, Kim menandatangani Giving Pledge, sebuah kampanye yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Bill Gates, Melinda Gates dan Warren Buffett yang mendorong orang kaya untuk memberikan setidaknya setengah dari kekayaan mereka.

        Sebelum memulai Kakao pada tahun 2010, Kim sempat menjalani usaha pertamanya yaitu Hangame, pengembang game online yang bergabung dengan perusahaan pencarian Korea, Naver. Kim meluncurkan Hangame setelah menghabiskan lima tahun di dalam grup layanan IT Samsung sampai gelembung dot-com pertama memikatnya.

        Kini, Kakao adalah salah satu grup bisnis terbesar di Korea, sejajar dengan Samsung, Hyundai, SK, dan LG yang merupakan konglomerat milik keluarga yang dikenal sebagai chaebol.

        Bisnis digital Kakao sudah berjalan dengan baik sebelum Covid-19. Bisnis Kakao dimulai dengan layanan mobile messenger dan diperluas melalui merger dan akuisisi dengan 100 perusahaan lain. Layanan messenger, KakaoTalk, mengumpulkan 45 juta pengguna dan hampir 95% pangsa pasar domestik pada tahun 2018.

        Selain itu, Kakao juga menambahkan iklan, e-commerce, peta, game, dan layanan keuangan. Perusahaan juga membuat webtoon, atau kartun digital.

        Layanan Kakao Pay-nya mendapat dorongan khusus dari kolaborasi dengan Ant Group,. Ant membantu Kakao dengan kode QR, teknologi pengenalan wajah, dan mesin pembayaran.

        Satu unit bisnis Kakao, Kakao Games, juga telah go public pada bulan September, mengumpulkan sekitar USD320 juta (Rp4,6 triliun). Kakao juga diperkirakan akan mencatatkan unit Kakao Bank pada awal bulan depan yang dapat mencapai USD1,8 miliar (Rp26 triliun).

        Tak sampai di situ, Kakao juga berkembang melalui perusahaan media massa Kakao Entertainment dan aplikasi Kakao Mobility dengan rencana IPO tahun depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: